Suara.com - Rumah tangga Ayu Dewi dengan Regi Datau masih jadi pembicaraan publik karena dihantam isu perselingkuhan yang diumbar oleh Denise Chariesta. Namun, pasangan suami istri itu memilih bungkam meskipun Denise tidak berhenti berkoar-koar mengenai skandal tersebut.
Jauh sebelum Denise Chariesta membongkar perselingkuhan dengan pria inisial RD, ternyata Ayu Dewi sempat memperingatkan Raffi Ahmad untuk tidak membongkar aib suaminya.
"Kamu paling nggak suka kalau suami kamu?" tanya Raffi Ahmad dilansir dari SCTV 2 tahun lalu.
"Kamu buka aibnya," ujar Ayu Dewi.
Baca Juga: Mohon Jangan Bongkar Aib Regi Datau, Ayu Dewi Ancam Raffi Ahmad: Aku Buka Aib Kamu!
Ayu Dewi tidak suka bila Raffi Ahmad membuka aib suaminya. Bahkan, ibu 3 anak itu mengancam akan membuka aib suami Nagita Slavina bila melanggarnya.
"Kalau kamu buka aib suami aku, aku buka aib kamu," kata Ayu Dewi.
Aib diartikan sebagai kesalahan atau keburukan. Sehingga, mengumbar aib orang lain sebenarnya sangat dilarang dalam Islam.
Dikutip dari situs NU Online, seorang sufi Imam Dzun Nun al-Mishri mengingatkan manusia agar tidak terlalu sibuk memperhatikan aib orang lain sehingga melupakan aibnya sendiri.
Sebagai makhluk hidup, manusia pasti menyimpan aibnya sendiri, aib yang berusaha ditutupinya, dicegahnya untuk tersebar dan disembunyikannya dari manusia lainnya. Andai manusia menggunakan akalnya dengan adil, dia tidak akan mudah menilai aib orang lain, apalagi menyebarkannya, karena dia pun tidak mau orang lain melakukan itu kepadanya.
Baca Juga: Arawinda Kirana Bantah Berhubungan Badan, Ayu Dewi Minta Raffi Ahmad Jangan Bongkar Aib Regi Datau
Menurut Imam Dzun Nun al-Mishri juga, manusia tidak berhak untuk menjadi pengawas atau pemeriksa aib orang lain. Sebab, hanya Allah yang punya wewenang itu. Jika pun harus memberikan nasihat, tidak boleh menasihati di depan umum.
Allah juga telah melarang perbuatan ghibah atau membicarakan keburukan orang lain melalui Alquran surat Al-Hujurat Ayat 12.
"Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, karena sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan dan aib orang lain dan janganlah kamu menggunjing (ghibah) sebagian yang lain. Apakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati? Maka sudah tentu kamu jijik kepadanya. (Oleh karena itu, jauhilah larangan-larangan yang tersebut) dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang." (QS Al-Hujurat: Ayat 12)
Diriwayatkan oleh Ibnu Mundzir yang bersumber dari Ibnu Juraij bahwa ayat itu turun berkenaan dengan peristiwa salah seorang sahabat Rasul saw bernama Salman al-Farisi yang gemar tidur dan mendengkur setelah makan. Pada waktu itu ada orang yang menggunjing perbuatannya.
Maka turunlah QS al-Hujurat ayat 12 yang melarang seseorang mengumpat dan menceritakan aib orang lain.