Artinya, saat ini para lajang memilih bertemu dengan pasangan kencan tidak hanya sekedar lewat makan malam. Banyak dari mereka memilih aktivitas yang non-konvensional dan otentik sebagai cara untuk saling mengenal satu sama lain.
4. Humoris, berkepribadian beda dan apa adanya jadi daya tarik tersendiri
Selera humor menjadi hal yang paling dicari oleh para member dari profil calon match mereka dan 73%, anak muda dari semua gender mengatakan bahwa mereka mencari seseorang yang mengetahui pasti apa yang mereka inginkan, dan memiliki kebersihan yang baik.
Saat menanyakan karakteristik penting apakah yang dicari dari calon pasangan kencan mereka, para anak muda lajang memprioritaskan kualitas berbasis nilai, seperti loyalitas (79%), menghargai (78%), dan keterbukaan pemikiran (61%) dibandingkan penampilan luar (56%).
Hal ini senada dengan bagaimana para anak muda Indonesia melihat lebih dari sekedar ‘bibit, bebet, bobot’, yang kerap dikatakan oleh orang tua zaman dahulu dan lebih memilih calon pasangan dengan pemikiran terbuka dan bisa menerima (79%), dapat dipercaya (68%), dan bisa berbagi selera humor yang serupa (64%).
5. Pandangan terhadap isu sosial bisa mendekatkan atau memecah hubungan dengan match
Sebanyak 75% lajang mencari pria yang menghargai dan mengamati isu sosial. Tak hanya itu, Aktivisme dan Hak Pemilih menjadi dua minat yang meningkat masing-masing sebanyak 84% dan 37% pada profil member Tinder di tahun ini.
6. Memamerkan unsur nostalgia
Anak muda lajang saat ini banyak yang terinspirasi dari tren berkencan ala era 90an. Salah satunya adalah Blind Date yang juga termasuk fitur Tinder. Fitur ini menghubungkan para member sebelum memperlihatkan profil mereka satu sama lain, dan telah digunakan sebanyak 200,000 kali rata-rata setiap harinya.
Baca Juga: Rela Terbang Jauh demi Bertemu Pacar Online, Wanita Ini Justru Jadi Korban Penjualan Organ
7. Emoji red flag menjadi trending untuk tujuan yang baik