Suara.com - Perawatan kulit wajah atau skincare sering kali tidak cukup hanya satu produk. Tapi, sebelum melapisi terlalu banyak jenis skincare, perhatikan dulu bahan-bahan kandungannya.
Dokter kulit di Chestnut Hill, Massachusetts, Brooke Sikora, MD., menjelaskan bahwa ada beberapa kandungan skincare yang tidak boleh dipakai bersamaan. Sebab, bukannya membuat kulit wajah jadi lebih sehat, tapi justru bisa membuat kerusakan.
Dikutip dari Everyday Health, berikut enam kandungan skincare yang tidak boleh dipakai bersamaan.
1. Retinol dengan Alpha Hydroxy Acid (AHA)
Baca Juga: Tips Agar Wajah Terhindar Dari Jerawat Dan Tak Cepat Menua
Kedua turunan vitamin A itu sama-sama memiliki fungsi anti penuaan karena mempercepat pergantian sel kulit dan meningkatkan produksi kolagen untuk kulit bercahaya dan bebas garis halus. Namun, kedua bahan skincare itu sebaiknya tidak digunakan berbarengan.
Karena keduanya mengelupas lapisan luar kulit dan mengandung efek samping yang berpotensi mengiritasi kulit. Kedua bahan skincare itu bisa saja digunakan, asal jangan dalam sati waktu. Misalnya, penggunaan retinol lebih dulu, kemudian keesokan harinya pakai AHA. Kecuali bila satu merek skincare tertentu klaim bisa menggabung dua bahan tersebut dengan aman.
2. Retinol dan Benzoil Peroksida
Retinoid dikenal sebagai anti-penuaan, tetapi juga ampuh dalam menghilangkan jerawat, karena dapat mengelupas kulit untuk mencegah pori-pori tersumbat. Setelah memakai retinol sebaik tidak gunakan benzoil peroksida lagi. Karena kandungan itu dapat menonaktifkan molekul retinoid
3. Retinol dan Vitamin C
Baca Juga: Tak Cuma di Tempat Kerja, Quiet Quitting Juga Berlaku untuk Perawatan Kulit
Vitamin C termasuk bahan yang sulit untuk diformulasikan karena paling efektif dalam lingkungan pH asam. Sedangkan retinol bekerja pada pH yang lebih tinggi atau basa. Jika digunakan bersama-sama, tidak akan bekerja secara optimal.Retinol paling baik digunakan pada malam hari. Sedangkan vitamin C berfungsi paling baik pada siang hari, karena merupakan antioksidan yang melindungi dari serangan di siang hari, seperti efek polusi yang merusak kulit.
4. Retinol dan Asam Salisilat
Asam salisilat biasa digunakan untuk melawan jerawat. Juga asam beta hidroksi (BHA) yang meningkatkan pergantian sel kulit, untuk menjaga pori-pori tetap bersih. Namun dengan sendirinya, masing-masing itu dapat mengeringkan kulit, jadi keduanya harus digabungkan dengan hati-hati. Risikonya kulit bisa terlalu kering yang dapat menyebabkan iritasi dan memperburuk situasi.
5. Pembersih Berbahan Dasar Sabun dan Vitamin C
Vitamin C dirancang sebagai produk pagi hari. Tapi sabun wajah apa yang digunakan sebelumnya juga penting. Seperti disebutkan sebelumnya, vitamin C paling baik bila diformulasikan dengan pH rendah. Sehingga, menggunakan pembersih berbahan dasar sabun, yang memiliki pH tinggi, pada akhirnya akan mengurangi kekenyalan kulit dan kemampuan menyerap vitamin C.
6. Dua Produk dengan bahan Aktif yang Sama
Misalnya, obat jerawat benzoil peroksida. Contoh lain adalah mengoleskan masker asam glikolat lalu diakhiri dengan krim yang mengandung asam mandelat, karena keduanya adalah AHA. Bila kedua bahan aktif digabungkan dalam satu oemakaian meningkatkan iritasi pada kulit wajah.
Iritasi yang meningkat adalah tanda bahwa penghalang kulit terganggu, yang hanya meningkatkan kemungkinan adanya efek samping dari bahan aktif.