Sementara dalam hadis diriwayatkan Imam al-Bukhari dari Sahl bin Sa’ad as-Sa’idi ra, Rasullullah SAW bersabda:
“Carilah sesuatu (mahar) cincin sekalipun terbuat dari besi. Jika tidak mendapati, mahar berupa surat-surat al-Qur’an yang engkau hafal.” (HR Bukhari No.1587).
Pada pelaksanaannya pemberian mahar dapat diartikan sebagai bentuk menghormati wanita sehingga ia dapat mempersiapkan dirinya. Mahar juga menandakan pembuktian suami kepada istri.
“Nafkah untuk akhirat itu seperti pendidikan, pengayoman, ilmu agama. Jadi ibadah utama suami adalah mahar, sedangkan ibadah utama istri adalah kesabaran. Sabar menerima seberapapun pemberian suami, saba rmelayani suami,” ucap Ustadz Rosyid.
Bentuk Mahar
Bentuk mahar terdiri dari tiga macam, baik materi, mahar yang dapat diambil manfaatnya, dan serta kebermanfaatannya kembali kepada istri. Oleh sebab itu, mahar dapat berupa materi seperti kendaraan, perhiasan, rumah, uang. Namun di sisi lain, mahar juga dapat berupa kisah nabi yang bermanfaat.
Seorang wanita juga dibebaskan meminta mahar kepada suaminya. Namun, dalam Islam disarankan agar mahar yang diminta mempermudah calon suaminya.
Hadis Rasulullah SAW dari Aisyah, “dari Aisyah bahwa Rasulullah Saw bersabda:
“Sesungguhnya perkawinan yang besar barakahnya adalah yang paling mudah maharnya” dan sabdanya pula “Perempuan yang baik hati adalah yang murah maharnya, memudahkan dalam urusan perkawinannya serta baik akhlaknya, sedangkan perempuan yang celaka yaitu yang mahal maharnya, sulit perkawinannya dan buruk akhlaknya.” (HR. Imam Ahmad).