Denise Chariesta Terus Sebarkan Aib Hingga Tuding Istri RD Juga Tukang Selingkuh, Kok Benci Segitunya?

Dinda Rachmawati Suara.Com
Kamis, 24 November 2022 | 09:30 WIB
Denise Chariesta Terus Sebarkan Aib Hingga Tuding Istri RD Juga Tukang Selingkuh, Kok Benci Segitunya?
Kontroversi Denise Chariesta (Instagram/@denisechariesta91)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Peneliti perilaku Patrick Wanis, mengutip teori in-group out-group, yang menyatakan bahwa ketika kita merasa terancam oleh orang luar yang dirasakan, kita secara naluriah beralih ke in-group kita—mereka yang kita identifikasi—sebagai mekanisme bertahan hidup. 

2. Takut pada Diri Kita Sendiri

Menurut psikolog klinis Dana Harron, dari Washington, D.C.,hal-hal yang dibenci orang tentang orang lain adalah hal-hal yang sebenarnya mereka takuti dalam diri mereka sendiri. Dia menyarankan untuk memikirkan kelompok atau orang yang ditargetkan sebagai layar film tempat kita memproyeksikan bagian diri yang tidak diinginkan. Idenya adalah, “Saya tidak buruk; kamu yang buruk."

3. Kurangnya Belas Kasihan Diri

Penangkal kebencian adalah welas asih - untuk orang lain dan juga diri kita sendiri. Self-compassion berarti bahwa kita menerima seluruh diri kita. Jika kita menemukan bagian dari diri kita tidak dapat diterima, kita cenderung menyerang orang lain untuk mempertahankan diri dari ancaman tersebut,.

"Jika kita baik-baik saja dengan diri kita sendiri, kita melihat perilaku orang lain sebagai 'tentang mereka' dan dapat merespons dengan belas kasih. Jika saya menyimpan kebencian di hati saya untuk orang lain, saya juga harus membenci diri saya sendiri," kata dia.

4. Itu Mengisi Kekosongan

Psikolog Bernard Golden, penulis Overcoming Destructive Anger: Strategies That Work, mengatakan, tindakan kebencian adalah upaya untuk mengalihkan diri dari perasaan seperti ketidakberdayaan, ketidakadilan, ketidakcukupan dan rasa malu. 

"Kebencian didasarkan pada perasaan ancaman yang dirasakan. Ini adalah sikap yang dapat menimbulkan permusuhan dan agresi terhadap individu atau kelompok. Seperti banyak kemarahan, itu adalah reaksi dan gangguan dari beberapa bentuk rasa sakit batin," ujarnya 

Baca Juga: Ketakutan Diracun, Denise Chariesta tak Berani Coba Makan Makanan Endorse

5. Faktor Sosial dan Budaya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI