Denise Chariesta Terus Sebarkan Aib Hingga Tuding Istri RD Juga Tukang Selingkuh, Kok Benci Segitunya?

Dinda Rachmawati Suara.Com
Kamis, 24 November 2022 | 09:30 WIB
Denise Chariesta Terus Sebarkan Aib Hingga Tuding Istri RD Juga Tukang Selingkuh, Kok Benci Segitunya?
Kontroversi Denise Chariesta (Instagram/@denisechariesta91)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Denise Chariesta kembali membuat heboh setelah mengungkap jika istri RD yang diduga keras adalah Regi Datau, suami Ayu Dewi, juga pernah berselingkuh.

Hal itu diungkap Denise Chariesta dalam video Da Tau Series "Densu" yang diunggah di akun YouTubenya pada 21 November 2022.

Penjual bunga ini mengatakan jka ia mengetahui informasi perselingkuhan istri RD dari temannya yang seorang artis. Sementara itu sang teman mengetahuinya dari sosok kak Bulan yang diduga adalah Luna Maya.

"Gua tahu infonya si bini RD selingkuh itu dari teman gue. Artis ada lah, tahu kan mulutnya gimana ember semua lah," kata Denise Chariesta, dikutip dari YouTube Denise Chariesta, Rabu (23/11/2022).

Baca Juga: Ketakutan Diracun, Denise Chariesta tak Berani Coba Makan Makanan Endorse

Bahkan, TikToker satu ini pun sempat keceplosan menyebut nama AD sebagai inisial istri sah RD. Dugaan pun semakin terarah kepada Ayu Dewi.

Denise Chariesta dengan rambut kribo [Youtube]
Denise Chariesta dengan rambut kribo [Youtube]

"Lu tahu gak yang ngasih tahu si AD selingkuh dari siapa? Dari kak Bulan," kata Denise Chariesta.

Menyebarkan aib orang lain dengan penuh kebencian seperti yang dilakukan Denise Chariesta adalah perbuatan buruk yang sebaiknya dihindari. Mungkin banyak dari kita bertanya-tanya, apa sebenarnya alasannya terus berkoar menjelek-jelekkan orang lain. 

Apa yang membuatnya begitu membenci? Untuk menjawabnya, berikut alasan psikologis mengapa kita bisa membenci orang lain hingga berkata jahat padanya seperti dilansir Psychology Today.

Ilustrasi bertengkar dengan sahabat (Freepik/wayhomestudio)
Ilustrasi bertengkar dengan sahabat (Freepik/wayhomestudio)

1. Merasa Berbeda dengan Orang yang Kita Benci

Baca Juga: Kuliti Kelakuan Masa Lalu Regi Datau, Denise Chariesta: Dia Narkoba

Menurut A.J. Marsden, asisten profesor psikologi dan layanan manusia di Beacon College di Leesburg, Florida, salah satu alasan kita membenci adalah karena kita takut akan hal-hal yang berbeda dengan kita.

Peneliti perilaku Patrick Wanis, mengutip teori in-group out-group, yang menyatakan bahwa ketika kita merasa terancam oleh orang luar yang dirasakan, kita secara naluriah beralih ke in-group kita—mereka yang kita identifikasi—sebagai mekanisme bertahan hidup. 

2. Takut pada Diri Kita Sendiri

Menurut psikolog klinis Dana Harron, dari Washington, D.C.,hal-hal yang dibenci orang tentang orang lain adalah hal-hal yang sebenarnya mereka takuti dalam diri mereka sendiri. Dia menyarankan untuk memikirkan kelompok atau orang yang ditargetkan sebagai layar film tempat kita memproyeksikan bagian diri yang tidak diinginkan. Idenya adalah, “Saya tidak buruk; kamu yang buruk."

3. Kurangnya Belas Kasihan Diri

Penangkal kebencian adalah welas asih - untuk orang lain dan juga diri kita sendiri. Self-compassion berarti bahwa kita menerima seluruh diri kita. Jika kita menemukan bagian dari diri kita tidak dapat diterima, kita cenderung menyerang orang lain untuk mempertahankan diri dari ancaman tersebut,.

"Jika kita baik-baik saja dengan diri kita sendiri, kita melihat perilaku orang lain sebagai 'tentang mereka' dan dapat merespons dengan belas kasih. Jika saya menyimpan kebencian di hati saya untuk orang lain, saya juga harus membenci diri saya sendiri," kata dia.

4. Itu Mengisi Kekosongan

Psikolog Bernard Golden, penulis Overcoming Destructive Anger: Strategies That Work, mengatakan, tindakan kebencian adalah upaya untuk mengalihkan diri dari perasaan seperti ketidakberdayaan, ketidakadilan, ketidakcukupan dan rasa malu. 

"Kebencian didasarkan pada perasaan ancaman yang dirasakan. Ini adalah sikap yang dapat menimbulkan permusuhan dan agresi terhadap individu atau kelompok. Seperti banyak kemarahan, itu adalah reaksi dan gangguan dari beberapa bentuk rasa sakit batin," ujarnya 

5. Faktor Sosial dan Budaya

Jawaban mengapa kita membenci, menurut Silvia Dutchevici, LCSW, presiden dan pendiri Pusat Terapi Kritis, tidak hanya terletak pada susunan psikologis atau sejarah keluarga kita, tetapi juga pada sejarah budaya dan politik kita. 

"Dalam masyarakat kita saat ini, seseorang lebih siap untuk melawan daripada menyelesaikan konflik. Perdamaian jarang menjadi pilihan," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI