Suara.com - Adu jotos antara pengusaha muda di Musyawarah Nasional Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Munas HIPMI) mendapat cemooh dari banyak pihak. Sebab, tidak seharusnya orang dewasa berakal sehat menyelesaikan konflik dengan tinju dan tangan.
Sebagai pengusaha, mengetahui cara meredam amarah saat ada konflik dan perbedaan pendapat sangatlah penting. Daripada adu jotos, penyelesaian konflik lewat diskusi dan kompromi lebih menguntungkan kedua belah pihak.
"Bisa mengenali dan memahami mengapa Anda marah, dan mengontrolnya akan membuat komunikasi lebih efektif. Ke depan, kemampuan ini bermanfaat baik bagi kehidupan personal maupun profesional Anda," tulis Leonard Holmes, PhD, pada laman Very Well Mind.
Untuk bisa meredam amarah dan mengontrolnya, ada 5 tips yang bisa Anda coba. Apa saja?
Baca Juga: Kemesraan Puan dan Ganjar Diragukan karena Tak Semobil saat Munas HIPMI, Bambang Pacul Bereaksi
1. Kenali penyebab marah
Pertama dan paling penting adalah, Anda harus mengenali penyebab marah yang terjadi. Karena pada setiap orang, penyebabnya tentu akan berbeda-beda. Seseorang yang dibully ketika kecil karena obesitas akan lebih mudah marah jika disinggun soal berat badan dibandingkan orang lain.
2. Waspada tanda pada tubuh
Amarah tidak tiba-tiba saja meledak keluar. Jika Anda tidak senang dan tersinggung, tubuh akan mengeluarkan sejumlah tanda yang bisa Anda waspadai.
Beberapa di antaranya adalah rahang yang mengunci, detak jantung kencang, bahu menegang dan napas terengah-engah.
Baca Juga: Punya Dampak Buruk, Pelajari 5 Cara Kontrol Emosi agar Amarah Terkendali
3. Tarik napas dalam
Jika Anda menyadari sedang dalam keadaan marah, sebelum menyembur sumpah serapah sebaiknya tarik napas dulu dalam-dalam. Tarik napas dalam-dalam membuat paru lebih banyak terisi udara segar, yang secara perlahan bisa menurunkan tekanan darah.
4. Dengarkan baik-baik
Saat marah mungkin Anda akan sulit mendengarkan perkataan lawan bicara. Tapi agar komunikasi bisa berjalan dua arah, cobalah mendengarkan lawan bicara siapa tahu dia memiliki penjelasan tentang hal-hal yang diucapkannya.
5. Cari bantuan
Jika amarah sudah benar-benar tak bisa dibendung dan mengarah pada konfrontasi fisik, ada baiknya Anda menjauh dan meninggalkan lawan bicara. Cari bantuan orang lain sebagai penengah agar konflik tidak bertambah besar.