Suara.com - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) menerjunkan tim ke Cianjur, Jawa Barat, untuk memantau langsung kondisi perempuan dan anak korban gempa bumi di daerah itu.
"Saat ini KemenPPPA telah menerjunkan tim untuk memantau langsung kondisi di lapangan dan mengupayakan penanggulangan bencana yang ramah terhadap anak dan perempuan, termasuk mendukung penyediaan data kelompok berisiko, dan mendampingi anak dan perempuan di lokasi bencana," kata Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA Nahar dalam keterangan di Jakarta, Selasa (22/11/2022), dilansir Antara.
Ia mengatakan pendampingan terhadap perempuan dan anak dilaksanakan karena mereka lebih rentan terhadap kekerasan di lokasi pengungsian dan memiliki kebutuhan spesifik yang perlu dipenuhi meskipun dalam kondisi bencana.
Kementerian PPPA juga telah menyiapkan 100 paket bantuan kebutuhan spesifik bagi anak, di antaranya untuk anak berusia 0-2 tahun sebanyak 24 paket, anak usia 3-7 tahun sebanyak 20 paket, dan anak usia 8-18 tahun sebanyak 56 paket.
Paket bantuan spesifik tersebut terdiri atas popok bayi, biskuit, bubur bayi, susu bubuk, masker anak, pembalut, peralatan sanitasi, mainan kayu, dan peralatan shalat.
Nahar menambahkan anak-anak yang luka akibat bencana alam memerlukan perlindungan khusus, tidak terkecuali kelompok perempuan.
Pihaknya meminta pemerintah daerah setempat untuk menyiapkan pos ramah perempuan dan anak di kawasan pengungsian gempa Cianjur.
"Kami mendorong pemda setempat agar dapat memberikan respons penanggulangan bencana yang ramah terhadap kelompok rentan, anak, perempuan, lansia, dan disabilitas, salah satunya melalui penyediaan pos bencana ramah perempuan dan anak di lokasi pengungsian," kata dia.
Nahar menjelaskan kehadiran pos penanganan bencana ramah perempuan dan anak bentuk respons cepat pemerintah dalam memberikan perlindungan terhadap anak dan perempuan sebagai kelompok yang lebih rentan terhadap kekerasan pascabencana alam dan memerlukan kebutuhan spesifik.