Suara.com - Tidak banyak yang tahu tindakan kecantikan suntik botox atau injeksi toksin botulinum demi awet muda bisa menyebabkan resistensi atau resisten botox jika dilakukan berlebihan.
Resisten botox yaitu kulit wajah sudah tidak bisa lagi menerima suntikan botox dalam jumlah besar, sehingga kerutan tidak bisa lagi dihilangkan dengan botox.
Botox adalah prosedur perawatan menggunakan larutan hasil penyulingan murni dari botulinum toxin A. Larutan ini berasal dari bakteri Clostridium botulinum penyebab botulisme.
Ketua PERDOSKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia), Dr. dr. M. Yulianto Listiawan mengatakan bila sejak usia muda sudah menjalani suntik botox, maka perawatan selanjutnya membutuhkan jumlah dosis yang lebih besar.
Baca Juga: Bukan Botox Mahal, Tiktokers Bagikan Tips Wajah Kencang Awet Muda Cuma Modal Plester
"Kalau diberikan dalam jumlah dosis yang tepat dan berlebihan, suntikan berikutnya memerlukan dosis yang lebih tinggi dan lebih besar, sehingga di masa tua akan butuh jumlah lebih banyak dan berisiko resisten," ujar Dr. Yulianto melalui keterangan, Sabtu (19/11/2022).
Resisten botox terjadi karena suntikan berulang yang merangsang pembentukan antibodi, termasuk antibodi netralisasi (NAbs) yang dapat melawan aktivitas biologisnya.
Sehingga menurut Dr. Yulianto, suntik botox paling sering hanya bisa dilakukan per 6 bulan sekali tidak boleh lebih cepat, dan harus sesuai rekomendasi dokter untuk daerah suntikannya.
Selain dosis dan periode perawatan botox, kata dia, penting juga untuk memilih jenis botox yang tepat dan efektif digunakan untuk penuaan dalam bentuk keriput.
"Toksin botulinum yang off label seperti hiperhidrosis (keringat berlebih), kulit berminyak, jaringan parut (keloid), dan nyeri paska herpes (Neuralgia paska herpes," sambung Dr. Yulianto.
Baca Juga: Apa Itu Suntik Botulinum Toxin? Ini Manfaat dan Efek Samping Botox untuk Kesehatan maupun Kecantikan
Inilah sebabnya, seluruh dokter kulit Indonesia harus memiliki pedoman dan panduan khusus suntik botox yang tepat agar tidak merugikan pasien yang menjalani tindakan.
Kabar baiknya, pedoman botox PERDOSKI ini baru saja diterbitkan dan harus dipatuhi seluruh dokter kulit Indonesia, termasuk mereka yang membuka praktik klinik pribadi di rumah aturan ini harus diterapkan.
Dikatakan Chief Representative MerzAesthetics Indonesia, Heidy Sembung pedoman ini juga bertujuan mengurangi praktik suntik botox asal yang dilakukan klinik abal-abal dan tidak berizin. Mengingat publik jadi bisa lebih mengenali pedoman suntik botox yang baik.
"Masyarakat sebagai pasien juga berhak memeriksa izin klinik dan izin praktik dokter, dengan membaca pedoman injeksi toksin botulinum pertama di Indonesia bersama Kelompok nStudi Dermatologi Kosmetik Indonesia (KSDK)," timpal Heidy.