Suara.com - Selain berdampak positif, Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 Bali juga menyisakan berita negatif seperti istri Presiden Jokowi, Iriana Jokowi kena body shaming karena dibandingkan Ibu Negara Korea Selatan, Kim Kun Hee.
Kisruh ini berawal dari cuitan di Twitter dari akun @KoprifilJati, dengan nama Kharisma Jati yang dinilai menghina Iriana, yang dianggap sebagai asisten rumah tangga (ART) atau pembantu dan majikan Kim Keon Hee, merujuk cuitan berikut:
"Bi, tolong buatkan tamu kita minum,"
"Baik, Nyonya,"
Meskipun belakangan, akun tersebut menghapus cuitannya dan menganggap sebagai salah paham, tapi masih banyak yang tak terima dengan unggahan itu dan menganggapnya sebagai penghinaan tubuh atau body shaming.
Tapi sebenarnya, apa sih body shaming itu dan bagaimana cara mencegahnya?
Mengutip Very Well Fit, Sabtu (18/11/2022) body shaming adalah tindakan menghina dan mengkritik tubuh orang lain, dengan suara keras. Body shaming juga berupa pendapat atau komentar negatif yang tidak diinginkan atau tidak diminta, meskipun tidak bermaksud untuk menyakiti.
Body shaming dilarang karena bisa berdampak buruk pada kesehatan mental orang tersebut, seperti depresi, ketidakpuasan tubuh, rendah diri, kecemasan, dan meningkatkan risiko bunuh diri. Bisa juga menyebabkan gangguan makan, olahraga berlebihan atau menghindari olahraga.
Di sosial media, body shaming juga masuk sebagai kategori cyberbullying. Apalagi di sosial media siapapun bisa melihat dan mengaksesnya, sehingga dampaknya cukup besar.
Alih-alih mengubah semua orang yang lebih sulit, solusi dari mencegah body shaming bisa dengan cara mengubahnya menjadi body positivity, yaitu proses menerima diri sendiri dan orang lain dengan cara menyayangi diri sendiri.
Baca Juga: Buru Pengunggah Meme yang Mengolok Iriana Jokowi, Bareskrim: Ditemukan Unsur Pidananya
Nah, solusi melawan body shaming di internet dengan body positivity yaitu mengunggah postingan diri apa adanya, dengan menggunakan tagar body positivity untuk mendapatkan banyak pengikut dan dukungan.
Namun jika masih berhadapan dengan malu pada tubuh, bisa dengan cara mencintai diri sendiri, ganti percakapan negatif untuk diri sendiri dengan percapakan positif , batasi waktu di media sosial, tidak memusuhi makanan, dan dapatkan orang terdekat untuk mendapatkan dukungan.