Suara.com - Deddy Mahendra Desta atau akrab disapa Desta harus menerima kekalahan melawan Raffi Ahmad dalam acara Tiba Tiba Tenis yang disiarkan di kanal Youtube Vindes, Sabtu (12/11/2022).
Satu hal yang menjadi perhatian saat Desta berhasil dikalahkan Raffi Ahmad yaitu ekspresi sang putri keduanya, Miskha Arrawfa Najma yang tampak merasa sedih. Melihat putrinya sedih, Desta langsung menggendong putrinya untuk memberikan semangat.
Tidak hanya itu, Desta juga memberikan ciuman agar putrinya tidak merasa sedih melihat ayahnya tersebut kalah.
Raffi Ahmad juga memberikan semangat kepada anak-anak Desta. Bahkan, suami Nagita Slavina ini mengizinkan anak-anak Desta untuk memegang dan mengangkat piala bersamanya.
Baca Juga: Raffi Ahmad Libas Desta di Tiba Tiba Tenis, Nagita Slavina Heboh Joget Bareng Suporter
Kesedihan Miskha lantas menjadi perhatian warganet. Beberapa warganet juga merasa sedih melihat wajah sang putri Desta dan Natasha Rizky. Beberapa juga merasakan jika putrinya masih kurang menerima kekalahan ayahnya.
Terkait kekalahan, untuk anak-anak memang akan sangat sulit menerima. Pada dasarnya, para orang tua juga berperan untuk membuat anak bisa berbesar hati menerima kekalahan. Melansir laman Huffpost, berikut cara mengajarkan anak berbesar hati menerima kekalahan.
Menurut Profesor Asosiasi dan Psikologi berlisensi di Pusat Anak dan Keluarga Universitas Internasional Florida, Katie C. Hart mengatakan, kekalahan akan mengajarkan anak untuk bisa mengelola rasa frustrasi dan menavigasi tantangannya.
Sementara itu, Psikolog Klinis John Mayer mengatakan, orang tua dapat menjadi teladan untuk bisa menerima kekalahan. Artisnya, orang dewasa dapat menjadi contoh untuk anak-anak melihat bagaimana menghadapi kekalahan. Hal ini bisa dilihat dari bagaimana pihak yang bertanding berjabat tangan setelah pertandingan.
“Mencontoh bagaimana orang dewasa menghadapi kehilangan sangat penting untuk mengajari anak-anak bagaimana kehilangan atau kekalahan,” ujar John Mayer.
Apa yang dilakukan orang tua ketika mengalami kekalahan juga menjadi acuan. Ketika orang tua kalah lalu mengatakan kata kasar atau sedih, maka anak akan melakukan hal yang sama. Namun, ketika orang tua bisa menerima kekalahan tersebut, anak akan bisa merasakan.
Tidak hanya itu, hal penting lain agar anak bisa menerima kekalahan menjelaskan kalau menang atau kalah bukanlah hal utama. Selain itu, kekalahan bukan berarti mereka melakukan kesalahan. Orang tua juga bisa menjelaskan kalau tujuan pertandingan, khususnya bidang olahraga lebih berfokus pada fokus menjalin ikatan, melatih keterampilan, dan lain-lain.