Suara.com - Penyanyi Pinkan Mambo terang-terangan mengaku pernah terjebak hubungan seks bebas hingga punyha 20 orang pasangan. Akibatnya, ia bahkan pernah dibuat hamil, tetapi tidak tahu siapa ayah kandung si jabang bayi.
Kenapa seseorang bisa memiliki pasangan seks lebih dari satu orang? Benarkah hanya karena faktor nafsu birahi? Atau jangan-jangan ada faktor psikologis yang berperan?
Pinkan bercerita kejadian itu dialami saat masih tergabung dalam grup duo Ratu bersama Maia Estianty pada tahun 2000-an.
Kondisi Pinkan Mambo waktu itu juga diketahui oleh Maia Estianty. Untuk menjaga citra Ratu di panggung hiburan Tanah Air, Maia menyarankan seorang lelaki di tim mereka yang bersedia menikah dengan Pinkan. Namun pada akhirnya, Pinkan menolak pria tersebut.
Baca Juga: Akui Jadi Simpenan Artis Inisial G, Pinkan Mambo Salting saat Nama Gading Martin Disebut
Dikutip dari NCBI, perubahan perilaku seksual memang bisa saja terjadi dalam jangka waktu yang lebih lama.
Penelitian yang pernah dilakukan di Selandia Baru ditemukan hubungan antara hubungan seksual bersama banyak pasangan dengan kesehatan mental. Partisipan yang diuji merupakan kelompok kelahiran 1972-1973.
Mereka ditanya tentang hubungan antara jumlah pasangan seks selama tiga periode usia (18-20, 21-25, dan 26-32 tahun). Kemudian mereka juga dilakukan diagnosis kecemasan, depresi, dan gangguan ketergantungan zat pada usia 21, 26, dan 32 tahun diperiksa menggunakan logistik regresi.
Hasilnya tidak ada hubungan yang signifikan antara jumlah pasangan seks dan kecemasan dan depresi di kemudian hari. Tetapi, peningkatan jumlah pasangan seks dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan ketergantungan zat pada ketiga kelompok usia tersebut.
Pengambilan risiko seksual umumnya mengacu pada pola perilaku seksual yang membuat seseorang dan pasangan seksualnya berisiko terinfeksi penyakit seks menulat. Namun, sedikit yang diketahui tentang konsekuensi psikologis dari banyak pasangan, baik itu hubungan berkelanjutan atau jangka pendek.
Baca Juga: Tak Peduli Digosipkan Setelah Umbar Aib Diri Sendiri, Pinkan Mambo Merasa Dirinya Ngetop
Para peneliti melihat dampak psikologis dari hubungan tersebut mungkin ada karena aspek relasional dari seks hilang. Oleh karena itu, mungkin ada konsekuensi emosional negatif. Atau juga karena konsekuensi emosional dari putusnya beberapa hubungan jangka pendek.
Lebih lanjut, baik pria maupun wanita bisa jadi berbeda dalam bagaimana mereka mengalami hubungan seperti itu perempuan disebut lebih sering terlibat secara emosional dalam hubungan seksual daripada pria.