Dear Gen Z Healing Gak Mesti Selalu LIburan ke Bali Lho, Ini Saran dari Pakar

Selasa, 08 November 2022 | 10:35 WIB
Dear Gen Z Healing Gak Mesti Selalu LIburan ke Bali Lho, Ini Saran dari Pakar
Ilustrasi liburan (Freepik.com/Tawatchai07)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anak-anak Gen Z kerap disebut juga generasi strawberi lantaran dianggap rapuh secara mental. Sehingga, sering kali mementingkan aktivitas yang dianggap baik untuk kesehatan seperti healing

Tapi apa iya kalau healing harus pergi liburan ke Bali atau bahkan luar negeri? 

Terapis kesehatan mental dari Kiloalta Askarina Daniswari mengatakan bahwa esensi dari healing sebenarnya membiarkan diri tetap senang dan tenang. 

Ilustrasi liburan (Unsplash.com/Tron Le)
Ilustrasi liburan (Unsplash.com/Tron Le)

"Gen z ini sebenarnya butuh sekali banyak asupan mainfull supaya mereka mengerti dari winning of healing itu apa, bukan hanya ke Bali 3 hari terus pulang masih marah-marah lagi. Buat apa," kata Askarina ditemui di Jakarta beberapa hari lalu.

Baca Juga: Apa Itu Journaling dan Manfaatnya untuk Kelola Emosi dan Kesehatan Mental

Apabila hanya dengan diam di rumah atau konsumsi makanan tertentu bisa bantu membuat diri senang, menurut Askarina, hal itu pula bisa disebut healing. Hanya saja, berbagai unggahan yang ada di media sosial kerap mempengaruhi gen z dalam mengambil keputusan.

"Kalau kita senang hanya dengan makan pecel lele juga pasti senang, kok. Makanya sosial media itu sangat mempengaruhi. Perlu dilihat juga pola asuhnya seperti apa," ujarnya.

Istilah strawberry generation untuk gen z itu pada mulanya muncul dari negara Taiwan yang ditujukan pada sebagian generasi baru dengan mental lunak seperti buah strawberi. 

Pemilihan strawberi untuk penyebutan itu juga karena buah tersebut tampak indah dan eksotis, tetapi begitu dipijak atau ditekan ia akan mudah sekali hancur. Analogi itu kemudian yang kemudian disematkan kepada gen Z yang banyak mahir menggunakan teknologi tetapi mentalnya mudah terguncang.

Askarina mengingatkan bahwa tantangan dalam hidup akan selalu ada selama manusia masih bernapas. Sama halnya proses healing juga akan terjadi seumur hidup. 

Baca Juga: 7 Rekomendasi Tempat Healing di Jogja, Ada Camping sampai Museum

"Healing itu adalah proses seumur hidup dan prosesnya itu tidak lurus, dia amat sangat fluktuatif. Saya sudah jadi terapis saja bisa besok breakdown, tapi kan saya menyadari itu," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI