Suara.com - Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu bertahan di tengah situasi pandemi Covid-19. Kini seiring dengan makin membaiknya situasi pandemi Covid-19, makin banyak UMKM bermunculan di pasar, di antaranya produk minuman serbuk.
Produk yang dikenal dengan sebutan Fungsional Food semakin populer, bukan hanya karena menyegarkan, tetapi juga menawarkan manfaat dari kandungan di dalamnya.
Potensi ini dimanfaatkan para pengusaha UMKM, dengan membuat produk minuman Fungsional dengan Formula dalam racikan sebagai pembeda dan nilai tambah. Hanya saja, banyak produk yang beredar masih belum memerhatikan aspek estetis dan keamanan pangan. Seperti dari sisi kemasan hingga ijin edar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan sertifikasi Halal MUI.
Menurut enterpreneur muda Muhammad Farhan Maulana, Direktur Toga Food Nusantara, perusahaan yang dikelolanya menawarkan solusi bagi para pelaku UMKM yang ingin memiliki produk Minuman Fungsional yang teruji, memiliki ijin edar, halal, kemasan estetis, serta terjamin dari sisi keamanan pangan. Belakangan solusi yang ditawarkan Farhan populer dengan sebutan Maklon.
Baca Juga: Pertamina Fasilitasi UMKM Jualan Lewat Live Shopping SMEXPO
“Toga Food menawarkan formula lengkap dengan cepat, harga affordable dan memiliki value yang tinggi,” ujar Farhan dalam keterangannya, baru-baru ini.
Farhan menjelaskan, pebisnis UMKM bisa memilih dua jenis jasa maklon yakni rebranding & custom. Rebranding menawarkan formula yang sudah dimiliki Toga Food.
Pebisnis UMKM masih bisa menambahkan formula baru di dalamnya sesuai dengan strategi bisnis yang dirancang. Dalam kurun satu bulan pebisnis UMKM sudah memiliki produk sendiri tanpa harus investasi pabrik.
Kedua, custom. Pebisnis UMKM membawa sendiri formulanya, untuk dibuatkan di oleh pihak Farhan. Proses pembuatan produk custom melalui rangkaian riset, pemilihan bahan berkualitas, uji laboratorium, registrasi produk, sertifikasi halal, hingga produk siap dijual.
“Proses custom brand butuh 6 bulan kerja. Lebih lama karena tahap mencari suplier, sampling, uji lab, lalu registrasi BPOM dan Halal,” kata Farhan.
Baca Juga: Perempuan Penggerak Strategis Dalam Pembangunan Ekonomi
Farhan mengedepankan diskusi dengan kliennya, karena ingin jasa maklon yang dijalaninya membantu pebisnis UMKM.
“Semua orang bisa punya kesempatan yang sama dalam berbisnis, jangan terhambat karena modal. Saya pernah mengalami sendiri, tahu susahnya cari duit dan punya usaha pelan,” ucap Farhan.
Upaya Farhan dan Toga Food membantu UMKM patut diapresiasi. Menurut laman Ditjend Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan RI, UMKM merupakan salah satu pilar utama perekonomian nasional.
Berdasarkan data Kementerian KUKM, tahun 2020, jumlah UMKM mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,07 persen atau senilai Rp8.573,89 triliun. UMKM juga berkontribusi dalam menyerap 97 persen dari total tenaga kerja Indonesia dan mempunyai porsi investasi sebesar 60,4 persen.
Dari data di atas, Indonesia mempunyai potensi basis ekonomi yang kuat karena jumlah UMKM yang sangat banyak dan daya serap tenaga kerja sangat besar. UMKM juga terbukti kuat dalam menghadapi krisis ekonomi, mempunyai perputaran transaksi yang cepat, menggunakan produksi domestik dan bersentuhan dengan kebutuhan primer masyarakat.