Nantinya laboratorium akan menganalisis kedua DNA apakah cocok atau tidak. Namun, terkadang kondisi ini sulit dilakukan karena pihak pria tidak mau melakukan tes DNA. Oleh sebab itu, biasanya membutuhkan cara lain untuk menguji kecocokan DNA pria tersebut dengan anak.
Menguji dari barang
Jika sulit mengambil sampel DNA melalui tubuh pria yang diduga ayah secara langsung. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan barang yang berisi DNA-nya seperti kacamata, kondom bekas, sikat, gigi, dan lain-lain.
Beberapa barang nyatanya dapat mengandung DNA ayah sehingga dapat diekstraksi. Meski demikian, terkadang kekuatan DNA yang memiliki peluang tinggi juga tergantung dengan barang yang dipilih. Selain itu, penting mengetahui aturan UU terkait pencurian DNA untuk tes paternitas. Hal ini karena tidak semua negara mengizinkan tes satu ini.
Menggunakan DNA saudara kandung pria (yang diduga ayah)
Jika pria tidak dapat atau tidak mau melakukan tes, cara yang bisa digunakan yaitu mengambil DNA milik saudara kandungnya. Hal ini karena saudara kandung disebut memiliki DNA yang sama dengan pria tersebut. Dengan begitu, dapat terlihat apakah pria itu benar ayah dari sang anak atau bukan.
Pengujian DNA bibi atau paman pria (diduga ayah)
Jika DNA saudara kandung masih ragu, bisa juga dengan menguji paman atau bibi sebagai alternatif lain. Meski demikian, DNA bibi dan paman tidak selalu akurat. Jumlah materi genetik umum antara bibi atau paman dengan keponakan laki-laki mereka tidak sebanyak milik ayah.
Oleh sebab itu, lebih baik penggunaan tes satu ini hanya sebagai pembanding untuk lebih meyakinkan apakah pria tersebut merupakan ayah biologis dari sang anak.
Pengujian kakek dan nenek