Bukan Hanya Senior, Desainer Muda Harus Terapkan Sustainable Fashion

Senin, 07 November 2022 | 09:50 WIB
Bukan Hanya Senior, Desainer Muda Harus Terapkan Sustainable Fashion
Ilustrasi Sustainable Fashion. (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peduli lingkungan harus diajarkan pada anak sejak dini, termasuk isu sustainable fashion atau pakaian ramah lingkungan juga harus sudah digaungkan kepada calon desainer dan desainer muda.

Dalam event Youth Modest Fashion Summit atau YMFS 2022, CEO Indonesia Modest Fashion, Diki Zulkarnain mengatakan tidak melulu desainer senior, desainer muda harus punya rasa cinta pada lingkungan saat membuat atau mendesain pakaian.

Sehingga perlu dipikirkan penggunaan air saat membuat pakaian dan mencucinya. Lalu apa energi atau bahan baku yang digunakan, bagaimana dampak emisinya, bagaimana efek sosialnya, hingga lifestyle atau gaya hidup ramah lingkungan yang bisa diterapkan si pemakai nanti.

"Industri fashion merupakan salah satu penyumbang kerusakan bumi, untuk itu YMFS adalah upaya kami membangun kepentingan yang sama untuk suatu kemajuan dan perubahan," ujar Diki dalam keterangan yang diterima suara.com, Jumat (4/11/2022).

Baca Juga: 5 Keunggulan Canva bagi Desainer Pemula, Kamu Udah Tahu Belum?

Menurut Diki, desainer muda perlu dilibatkan dalam sustainable fashion agar sudah terbiasa memiliki pola pikir ramah lingkungan saat membuat pakaian, dan membuat industri fashion Indonesia semakin baik.

Apalagi data Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menunjukan, kenaikan ekspor produk tekstil pakaian terus meningkat, terdiri dari 66,6 persen pakaian jadi, dan 24,5 persen benang.

Sehingga ekonomi hijau harus dilibatkan, karena limbah industri tekstil jadi salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca dan memicu global warming.

"Contoh dari ekonomi sirkular adalah mengelola produk reject atau sisa kain dengan memproduksi menjadi produk lain sehingga tak terbuang, pengolahan limbah, menggunakan kemasan plastik sekali pakai, hingga mendorong produk dari sustainable material atau produk yang mudah di daur ulang,” terang Koordinator Fungsi Perencanaan dan Pengawasan, Pusat Pemberdayaan Industri Halal Kemenperin, Viviyanti Yuniastuti.

Ini juga alasan digelarnya YMFS 2022 dalam bentuk talkshow, untuk mengedukasi calon desainer dan desainer muda sekolah fashion di Jakarta, Bandung, Tangerang, akademisi hingga pelaku industri fashion Indonesia dan Malaysia.

Baca Juga: Ulasan Novel Fesyenisheeza: Cita-cita Menjadi Desainer Terkenal

"Karena kita tahu, botol plastik yang dibuang saja butuh ratusan tahun agar bisa terurai sehingga dengan menciptakan produk yang berkelanjutan bisa ikut dalam melindungi lingkungan,” tutup Diki.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI