Suara.com - Kosmetik menjadi salah satu industri yang banyak diminati masyarakat. Penggunaan kosmetik ini juga dinilai meningkat setelah adanya pandemi Covid-19.
Minat kosmetik yang meningkat ini yang juga membuat para pengusaha lokal memulai bisnisnya di masa pandemi. Ketua Harian Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetika Indonesia (PPAK), Ir. Solihin Sofian mengatakan, angka pengusaha kosmetik lokal juga naik secara drastis.
Solihin menuturkan, para pengusaha kosmetik lokal ini awalnya memproduksi hand sanitizer karena kemudahan dari BPOM. Lalu, pengusaha lokal tersebut kian meningkat hingga menjadi 913 perusahaan.
“Sebelum masa pandemi itu ada sekitar 745 perusahaan. Terus saat pandemi jadi 913 perusahaan, ini terjadi eskalasi industri kosmetika. Awalnya karena kemudahan BPOM membuat hand sanitizer,” ungkap Solihin saat diwawancarai di acara Cosmobeaute Indonesia 2022, Kamis (3/11/2022).
Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Lip Tint Lebih Disukai dan Digemari di Korea Hingga Indonesia
Lebih lanjut, Solihin mengatakan kenaikan pengusaha lokal di bidang kosmetik juga karena ide kreatif yang muncul dari bekerja di rumah. Berdasarkan penjelasannya, ada beberapa pengusaha yang juga berawal coba-coba. Namun, karena ternyata laku di pasaran, hal tersebut yang membuat para pengusaha terpacu.
“Dari produksi hand sanitizer, ibu-ibu ini pada WFH terus coba-coba eksperimen gitu, ada yang jual lotion dari rumput laut, kopi, terus lada, ternyata pas dijuat laku loh gitu,” sambung Solihin.
Tidak hanya itu, menurut Solihin hal ini juga didukung karena kebutuhan orang pada saat pandemi ingin tampil menarik saat melakukan zoom meeting. Hal tersebut yang membuat banyak orang akhirnya membeli kosmetik, bahkan para pria.
Meningkatnya pengusaha lokal ini yang menjadi perhatian. Oleh sebab itu, pengusaha lokal ini menjadi fokus utama yang ingin dikembangkan dalam acara Cosmobeaute Indonesia 2022. Acara kosmetik yang sempat vakum dua tahun ini, kembali digelar demi mendorong produk kosmetik lokal ke pasar global.
Event Director PT. Pamerindo Indonesia, Juanita Soerakoesoemah mengatakan, acara ini dihadiri sekitar 600 brand dan 200 perusahaan dari berbagai negara seperti Indonesia, Cina, India, Korea, Malaysia, dan Singapura.
Baca Juga: Ribuan Kosmetik Ilegal dari Malaysia Diduga Mengandung Bahan Berbahaya Diamankan Polisi
Terdapat sekitar 60 persen yaitu pada brand internasional dan 40 persen lokal. Pameran yang digelar pada 3-5 November ini juga menghadirkan beberapa zona eksperimen di mana pengunjung bisa membuat produk kosmetik sendiri. Selain itu, terdapat juga beberapa perusahaan yang menjual berbagai alat-alat kesehatan dan kecantikan yang biasa digunakan oleh klinik kecantikan.