Bergelut di Bidang Sastra dan Politik
Raja Ali Haji yang berusia 20 tahun dipercaya untuk mengemban tugas kenegaraan penting. Lalu, ia di usia 32 tahun bersama sepupunya, Raja Ali bin Raja Ja'far bahkan ditunjuk untuk memerintah di daerah Lingga.
Selain dunia politik, Raja Ali Haji juga dikenal sebagai sastrawan yang telah melahirkan banyak karya. Diantaranya, membuat buku berjudul Kitab Pengetahuan Bahasa. Adapun isinya mengenai kamus ekabahasa Melayu pertama di Nusantara.
Kemudian, karya Raja Ali Haji yang paling tersohor dan dikenal adalah Gurindam Dua Belas. Ini merupakan puisi Melayu lama yang memiliki ciri khas, seperti metafora, kata-kata kiasan, dan istilah tasawuf.
Raja Ali Haji menciptakan karya itu di Pulau Penyengat pada 1974, tepatnya saat ia berusia 38 tahun. Pembuatannya didasari konflik internal kerajaan dan tekanan penjajah pada Kesultanan Riau-Lingga
Melansir situs Kemendikbud, karya Raja Ali Haji ini terdiri dari 12 pasal berisi nasihat. Diantaranya soal ibadah, budi pekerti, kewajiban anak terhadap orangtua, tugas orangtua kepada anak, hingga hidup bermasyarakat.
Adapun tujuan pembuatannya agar nilai-nilai keislaman tidak hilang karena konflik internal dan eksternal yang terjadi pada masyarakat Melayu kala itu. Gurindam Dua Belas lalu diterbitkan oleh Belanda pada 1953.
Raja Ali Haji wafat pada 1873 di tempat asalnya. Jenazahnya disemayamkan di Kompleks Pemakaman Engku Putri Raja Hamidah. Sementara untuk mengenang mahakarya-nya, Gurindam Dua Belas diabadikan di bangunan dekat makamnya.
Raja Ali Haji pun ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 5 November 2004 sebagai penghargaan atas jasanya bagi Indonesia, khususnya bangsa Melayu. Untuk itu, hari ini ia dijadikan Google Doodle.
Baca Juga: Siapa Raja Ali Haji yang Jadi Tokoh di Google Doodle Hari Ini?
Kontributor : Xandra Junia Indriasti