Suara.com - Perusahaan fesyen The Goods Dept mendadak jadi viral karena dugaan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan. Dalam sebuah unggahan viral di Twitter, dijelaskan kronologi brand lokal ternama itu diduga memaksa lebih dari 30 orang karyawannya mengundurkan diri atau ganti rugi kurang lebih Rp30 juta/orang.
Ironisnya, pegawai yang mengundurkan diri tidak digaji dalam kerjanya di 1 bulan terakhir. Sedang jadi perbincangan di media sosial, siapa pemilik The Good Dept? Yuk simak penjelasannya berikut ini.
Siapa Pemilik The Goods Dept?
The Goods Dept adalah salah satu bisnis ritel Indonesia yang menjual produk-produk kreatif anak bangsa. Bisnis ritel dengan berbagai merek lokal ini terus mengalami perkembangan sejak berdiri 10 tahun lalu.
Baca Juga: Profil The Goods Dept, Brand Lokal Mendadak Viral di Twitter
Pemilik The Goods Dept adalah Anton Wirjono yang berhasil memberikan ruang untuk UMKM agar lebih berkembang. Berawal dari seorang DJ, Anton Wirjono lalu dikenal luas sebagai pelaku bisnis yang berhasil mengembangkan industri bisnis kreatif dan memajukan brand lokal.
Bukan hanya The Goods Dept, Anton Wirjono juga memiliki Brightspot Market yakni marketplace musiman yang kerap menawarkan berbagai produk fashion, seni serta musik. Konsep yang dihadirkan Anton Wirjono itu turut membantu banyak pelaku industri kreatif dalam negeri termasuk brand Bluesville dan Cotton Ink.
Brightspot Market pun yang menjadi alasan terbesar mengapa Anton Wirjono mendirikan The Goods Dept. Toko itu pada akhirnya menjadi tempat tetap bagi brand-brand lokal yang sebelumnya telah mengawali bisnisnya di Brightspot Market.
Kisah Sukses Pemilik The Goods Dept
Anton Wirjono selalu menerapkan prinsip bahwa kesuksesan sebuah bisnis dimulai dari ide orisinalnya. Awalnya Anton Wirjono mengawali karier dengan mengelola sebuah acara musik di Jakarta.
Baca Juga: Curhat Karyawan Ini Bikin Erigo dan The Goods Dept Trending di Twitter
Ternyata Anton terinspirasi dari konsep-konsep keren yang ia peroleh selama tinggal di Amerika Serikat. Ia pun memulai bisnis ini dan menyesuaikannya dengan kondisi di pasar Jakarta.
Acara musik pertama Anton menerapkan konsep penggabungan seni, musik, dan fashion. Acara yang dikelola Anton itu berhasil hingga menarik hingga lebih dari 700-an orang di klub yang semula sepi pengunjung.
Kemudian Anton mulai menuangkan idenya dalam melalui bisnis Brightspot Market. Dalam bisnis ini, Anton mencurahkan konsep kurasi musik, musisi, hingga brand-brand yang turut masuk dalam Brightspot Market. Ia melakukan hal tersebut karena meyakini bahwa semakin ketat kompetisi maka kreativitas manusia juga akan semakin terasah.
Anton pun terus mempertahankan eksistensi bisnisnya dengan melakukan inovasi. Hal inilah yang membuatnya membangun The Goods Dept, sebuah toko ritel kreatif yang berbeda dari toko-toko ritel pada umumnya. Anton menggabungkan konsep nongkrong sambil belanja sehingga ia memasukkan unsur seni dan musik di dalamnya. Alhasil pengunjung The Goods Dept dapat berbelanja sambil menikmati musik dan galeri seni.
Kontributor : Trias Rohmadoni