Suara.com - Keluarga Ashanty, Anang Hermansyah, dan Azriel Hermansyah sedang menjalani ibadah umroh di tanah suci. Salah satu lokasi yang didatangi adalah Gua Hira, salah satu tempat bersejarah umat Islam.
Momen ini terlihat melalui unggahan Instagram Story Ashanty, yang memperlihatkan ia, Anang dan ketiga anaknya, Azriel, Arsy dan Arsa mendengarkan sejarah yang terjadi di dalam gua tersebut.
Kelimanya nampak menggunakan baju serba hitam, terlihat tersenyum dan menyimak apa yang dijelaskan tour guide tersebut. Berikut ini sejarah islam dan peristiwa turunnya alquran, mengutip NU Online, Rabu (2/11/2022).
Sejarah Islam di Gua Hira
Baca Juga: Begini Harapan dan Doa Ashanty pada Putra Anang Hermansyah yang Rayakan Ulang Tahun saat Umrah
Gua Hira berada di Timur Masjidil Haram, dan jadi tempat monumental karena jadi lokasi pertama turunnya ayat alquran.
Selain jadi lokasi favorit jamaah haji, lokasi ini juga kerap didatangi para jemaah umroh seperti Ashanty dan Anang. Padahal untuk mencapai lokasi yang berada di atas Jabal Nur ini, harus melalui tangga yang curam.
Menariknya, ternyata sebelum mendapatkan wahyu pertama di lokasi ini. Rasulullah sudah lebih dulu mengunjungi tempat ini, karena sering dijadikan sebagai tempat bertahanus atau berkontemplasi sebelum menjadi rasul.
Jarak lokasi ini sekitar 4 kilometer dari Masjidil Haram. Tak main-main nabi bisa berada di sana selama berhari-hari. Inilah sebabnya ia kerap membawa bekal secukupnya selama di sana.
Proses Turunnya Ayat Al Quran di Gua Hira
Baca Juga: Lagi Umrah, Ashanty Sesak Napas Saat Tawaf: Cobaannya Lebih Berat
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah dalam shahih Bukhari, dikisahkan, malaikat Jibril datang menemui Nabi Muhammad di Gua Hira.
Beliau menjawab: “Aku tidak bisa baca,”. Nabi menjelaskan: Maka Malaikat itu memegangku dan memelukku sangat kuat kemudian melepaskanku dan berkata lagi: “Bacalah!”.
Beliau menjawab: “Aku tidak bisa baca,”. Maka Malaikat itu memegangku dan memelukku sangat kuat kemudian melepaskanku dan berkata lagi: “Bacalah!”.
Beliau menjawab: “Aku tidak bisa baca,”. Malaikat itu memegangku kembali dan memelukku untuk ketiga kalinya dengan sangat kuat lalu melepaskanku, dan berkata lagi Iqra bismi rabbikal ladzii khalaq. Khalaqal insaana min 'alaq. Iqra wa rabbukal akram. Alladzii 'allama bil qalam. Hingga: 'allamal insaana maa lam ya'lam.
Lalu setelah mengalami peristiwa tersebut, tubuh rasulullah menggigil hingga membuatnya meminta istrinya, Khadijah untuk menyelimutinya.
"Selimutilah aku, selimutilah aku." Hingga perasaan takutnya pun hilang. "Wahai Khadijah, apa yang terjadi denganku? Sungguh aku merasa khawatir atas diriku sendiri," Akhirnya Beliau menuturkan kejadian yang dialaminya. Khadijah berkata: "Tidak, bergembiralah engkau."
Peristiwa ini terjadi pada 17 Ramadhan, yang akhirnya diperingati sebagai nuzulul quran atau hari turunnya al-quran, lalu tempat ini jadi titik penting sejarah peradaban islam.