Suara.com - Sosok Susi asisten rumah tangga Ferdy Sambo jadi sorotan, karena ditegur hakim dalam persidangan Bharada Ricard Eliezer di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan pada Senin (31/10/2022).
Hakim menyebut Susi berbohong dan tidak jujur saat memberikan kesaksian.
Ketua Majelis Hakim Wahyu Imam Sansota menyebut Susi berbohong sewaktu menyampaikan kesaksian lantaran gelagatnya mencurigakan dan menjawab dengan terbata-bata.
Hakim mulanya mencecar Susi dengan pertanyaan apakah semua ajudan Ferdy Sambo kerap berkumpul di Rumah Dinas Duren Tiga, Jakarta Selatan. Kepada majelis hakim, Susi hanya mengaku tidak tahu.
Baca Juga: Mengaku Bersihkan Darah Brigadir J, Kodir: Ferdy Sambo Minta Om Romer Telepon Ambulans Usai Letusan
"Terus apa yang kamu tahu, kamu kalau pikir berarti kamu bohong," kata Ketua Majelis Wahyu.
Hakim Wahyu juga bertanya tentang seberapa sering Ferdy Sambo dan Putri pergi bersama-sama. Susi ihwalnya menjawab Sambo dan Putri berpergian bersama sebanyak satu kali saat ke Bali lalu mengaku tidak tahu secara rinci.
Tetapi kemudian Susi mengaku ikut diajak ke Bali saat hakim bertanya lebih lanjut.
"Saya ikut ke Bali," ujar Susi.
"Terus kok bilang tidak tahu, kan ketahuan saudara bohong. Saudara berpikir saudara terjebak dengan kebohongan saudara sendiri," timpal Hakim Wahyu.
Baca Juga: Ada Dugaan Alat Perekam Laser Ditubuh Eks Ajudan Ferdy Sambo Saat Pemeriksaan Saksi Di Bareskrim
Hakim Wahyu mengingatkan kepada Susi agar jangan berbohong, karena sudah lakukan sumpah di depan kitab suci sebelum persidangan dimulai.
Mendeteksi seseorang yang berbohong kerap kali memang agak sulit. Namun ada tanda-tanda yang bisa jelas terlihat saat seseorang sedang berbohong. Mulai dari gerak tubuh hingga pilihan kata yang diucapkan.
Seorang peneliti tentang kebohongan dari University of Portsmouth Samantha Mann mengatakan bahwa seseorang yang sedang berbohong cenderung menjawab pertanyaan secara singkat.
"Panjang jawaban tidak memberi tahu kita banyak, kecuali kita tahu orangnya dan seberapa bertele-telenya biasanya. Namun mengajak mereka bicara lebih banyak bisa membantu kita menentukan apakah orang tersebut berbohong," kata Mann.
Selain itu, orang yang berbohong cenderungn enggan memberikan detail spesifik terhadap fakta yang bisa dibuktikan. Misalnya, waktu kejadian yang tepat, nama-nama lokasi tertentu, nama orang, rute jalan, sampai kata-kata spesifik yang mereka gunakan dalam percakapan.
"Mereka mungkin saja lupa, yang merupakan hal normal jika berkaitan dengan hal yang sudah lama. Namun jika sengaja berkata tidak jelas atau mengalihkan pertanyaan, maka ini adalah tanda kebohongan," menurut Mann.
Terkait gestur tubuh, orang yang berbohing ternyata tidak selalu gelisah. Alasannya, bisa jadi karena tidak menyadari seberapa banyak mereka bergerak, tetapi ketika sedang berbohong, jadi lebih waspada sehingga berusaha keras untuk mengendalikan diri.
Selain itu, orang yang berbohong sebenarnya memerlukan konsentrasi lebih tinggi untuk mengingat kebohongannya.
"Konsentrasi yang intens ini dapat membuat tubuh Anda lebih tenang karena semua energi mengalir ke otak," kata Mann.
Selain itu, pandangan matanya juga cenderung mencoba untuk menahan pandangannya. Menurut Mann, orang yang berkata jujur justru akan sering memanglingkan wajah saat memikirkan jawaban atas sebuah pertanyaan. Cara itu juga memungkinan seseorang untuk membantu mereka berkonsentrasi.