Suara.com - Seorang perempuan berusia 32 tahun, Jenni Mitchell, menggugat produk pelurus rambut L'Oreal karena mengandung bahan kimia ftalat yang diduga menyebabkan kanker rahim.
Lewat pengacaranya Ben Crump, perempuan asal Missouri, Amerika Serikat itu menceritakan bagaimana ia terkena kanker rahim karena sering menggunakan produk pelurus rambut L'Oreal.
Dalam gugatan itu menyebutkan L'Oreal gagal memberitahu produk pelurus rambut mengandung ftalat bahan kimia penyebab kanker, dan mengklaim paparan ftalat berkepanjangan mengganggu endokrin dan ketidakseimbangan hormon sehingga memicu kanker.
Ftalat adalah bahan kimia buatan yang digunakan untuk memproduksi plastik, pelarut dan produk perawatan. Tapi diethyl phthalate (DEP) atau dietil ftalat jadi salah satu jenis ftalat yang paling banyak ditemukan di produk kosmetik.
Baca Juga: Daftar 19 Shampoo yang Ditarik Unilever Karena Diduga Picu Kanker dan Leukimia
Mitchell mulai menggunakan produk pelurus rambut kimia, saat ia berusia 10 tahun, dan terus menggunakan secara teratur hingga Maret 2022.
Tapi nahas, dokter mencerita kanker rahim pada 2018 saat ia berusia 28 tahun, padahal ia tidak memiliki riwayat penyakit tersebut dalam keluarga.
Seperti diketahui kasus kanker rahim jarang terjadi, hanya 3,4 persen dari kasus kanker baru dalam setahun. Tapi kasus kematian akibat kanker rahim meningkat, khususnya pada perempuan kulit hitam.
"Perempuan kulit hitam telah lama jadi korban produk berbahaya, yang secara khusus dipasarkan oleh mereka," ungkap Ben Crump mengutip Insider, Rabu (26/10/2022).
Apalagi kata Crump, perempuan kulit hitam cenderung, diminta menggunakan produk pelurus rambut untuk memenuhi standar kecantikan masyarakat, termasuk rambut hitam lurus.
Baca Juga: L'Oreal Digugat ke Pengadilan AS karena Produknya Dituduh Sebabkan Kanker