Suara.com - Pandemi Covid-19 meningkatkan pengetahuan masyarakat soal mengatur keuangan dan cara investasi. Salah satunya fenomena generasi sandwich atau sandwich generation yang bisa diputus dengan melakukan investasi atau menabung.
Sandwich generation adalah seseorang yang memiliki peran ganda untuk bertanggung jawab atas kehidupan generasi di atasnya, seperti orangtua atau keluarga yang membesarkannya, dan generasi di bawahnya, yaitu anak-anak alias keluarga yang sedang ia besarkan.
Berikut ini cara investasi yang tepat untuk generasi sandwich dan memutusnya, sehingga tidak terjadi pada keturunannya di masa depan, mengutip siaran pers Bibit.id beberapa waktu lalu.
1. Investasi yang Tepat
Kunci dari menabung maupun investasi untuk masa depan yaitu dengan konsisten, memberikan jadwal rutin. Apalagi jika memiliki pemasukan bulanan seperti gaji bisa menyisihkan jumlah yang sama setiap bulan, jangan sampai kurang dari jumlah atau bolong dari ketentuan seharusnya.
Baca Juga: Benarkah Bitcoin Jadi Investasi yang Lebih Aman dari Saham? Ini Penjelasannya
Beberapa aplikasi reksa dana yang paling mudah investasi untuk pemula, menyediakan fitur nabung rutin yang bisa dimanfaatkan. Ada juga bank yang menerapkan autodebet atau otomatis terpotong dari tabungan.
2. Jangan Peduli Harga Investasi Naik dan Turun
Maksud jangan peduli di sini, jika memerlukan uang dalam jangka panjang 10 tahun atau 15 tahun kemudian, bisa dengan cara memerhatikan nilai investasi 1 atau 2 tahun sebelum diambil atau dipindahkan ke instrumen dengan profil risiko rendah, tapi jangan diperhatikan setiap hari.
Ini sesuai dengan metode Dollar Cost Averaging (DCA), yang berarti dalam 5 tahun ke depan harga dollar pasti akan naik, tapi nilainya jika diperhatikan akan naik dan turun setiap harinya, sehingga hanya akan membuat lelah jika diperhatikan setiap hari.
"Tanpa peduli harga sedang naik atau turun. Metode ini juga yang dianjurkan oleh guru investasi seperti Warren Buffett," jelas rilis Bibit.id tersebut.
3. Ketahui Profil Risiko
Baca Juga: Bayang-bayang Resesi Menghantui, Aplikasi Pintu Bagikan Tips Investasi
Seperti penjelasan di atas, jika dana yang ditabung atau diinvestasikan akan digunakan dalam waktu dekat seperti satu hingga dua tahun lagi, maka carilah instrumen investasi dengan profil risiko rendah.
Jika di aplikasi reksadana, ada yang disebut dengan Robot Advistor Bibit. Fitur ini akan secara otomatis menilai faktor risiko dengan tepat, dan instrumen investasi yang tepat untuk digunakan apakah itu obligasi, surat berharga negara (SBN), pasar uang hingga saham.
4. Atur Tujuan Investasi dengan Tepat
Tujuan investasi atau goal setting sangat penting sebelum menabung untuk investasi, tujuannya agar tahu kapan dana akan digunakan, dan apa jenis investasi dan risiko yang tepat. Ini karena semua investasi sekecil apapun, tetap ada risikonya.
Goal setting menabung atau investasi agar mengatur keuangan lebih terarah, dan tidak mudah tergoda membeli barang ngetren padahal tidak butuh, atau gaya hidup konsumtif alias boros.
Contoh goal setting seperti dana pendidikan anak dalam 5 atau 10 tahun, uang naik haji, dana membeli rumah, dana membeli kendaraan, membeli handphone baru, atau liburan di destinasi atau negara impian.
5. Pengelola Investasi Terdaftar OJK
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jadi lembaga yang sangat penting untuk mengawasi setiap praktik usaha investasi, mencegah investasi bodong, dan kejahatan keuangan yang bisa mengancam masyarakat.
Di mana nantinya jika sewaktu-waktu alami penipuan investasi, kasus tersebut bisa ditangani langsung salah satunya dengan Satgas Waspada Investasi, sehingga aplikasi investasi OJK lebih terjamin keamanannya.