Pria itu juga menambahkan bahwa hidangan itu dicelupkan ke dalam kaldu ikan sebelum dimakan.
Hal yang diucapkan oleh pria itu tampaknya cukup menginspirasi Endo untuk mengganti daging sapi dengan gurita untuk isian rajioyaki.
Sebelum Perang Dunia II, sebagian besar takoyaki dimakan tanpa saus.
Namun, setelah perang, variasi saus Worcestershire diperkenalkan, dan rasanya yang tajam membantu meningkatkan popularitas takoyaki.
Popularitas takoyaki semakin meningkat setelah mulai ditampilkan di majalah mingguan, dan dengan harga 10 yen untuk sekitar 4 sampai 6 buah takoyaki.
Sejak pertengahan 1960-an dan seterusnya, penjualan dan promosi takoyaki berkembang pesat.
Di distrik Ginza Tokyo, kedai takoyaki mendapatkan popularitas melalui penggunaan pasta udang.
Sementara pada akhir 1970-an toko waralaba pertama dibuka di Prefektur Fukuoka.
Hotplate Takoyaki untuk digunakan di rumah mulai mendapatkan daya tarik selama tahun 1980-an dan seterusnya.
Takoyaki bahkan telah mendapatkan popularitas di luar negeri, tepatnya di Taiwan. Di sana, digunakan saus hijau yang diresapi wasabi dan mayones.