Tak Ada Cahaya Matahari, Perempuan Ini Bakal Tinggal di Tempat yang Hanya Diterangai Oleh Aurora Borealis

Sabtu, 22 Oktober 2022 | 04:05 WIB
Tak Ada Cahaya Matahari, Perempuan Ini Bakal Tinggal di Tempat yang Hanya Diterangai Oleh Aurora Borealis
Polar night berhiaskan Aurora Borealis di Svalbard, Norwegia [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Baru-baru ini akun Tiktok @sejsejlija membuat video mengenai tempatnya yang tidak akan mendapat cahaya matahari. Wanita bernama Cecilia ini rupanya berasal dari Svalbard, yaitu kepulauan di Samudra Arktik.

Dalam video singkat yang diunggah beberapa waktu lalu, Cecilia menuturkan, dalam 10 hari mendatang tempat tinggalnya itu tidak akan mendapat matahari kembali hingga Maret 2023 mendatang.

“Apakah kamu percaya, dalam 10 hari matahari akan muncul untuk terakhir kalinya tahun ini. Dalam 10 hari, kami tidak akan melihat matahari lagi hingga Maret tahun depan. Setiap kali aku mengatakan ini, aku merasa gila,” jelas Cecilia dalam videonya itu.

Cecilia menjelaskan, pada 27 Oktober mendatang ia tidak akan memiliki siang lagi. Ia menambahkan, di wilayahnya itu hanya memiliki malam yang gelap selama dua setengah bulan hingga akan muncul cahaya kutub yang dikenal dengan nama Aurora Borealis.

Baca Juga: Tren TikTok Baru! Jemur Anus Sambil Telanjang di Bawah Sinar Matahari, Bahaya Enggak Sih?

“Kami memiliki dua setengah bulan dengan suasana gelap total tanpa ada cahaya sedikitpun. Sekarang kita menikmati cahaya matahari sampai muncul cahaya kutub yang menerangi kehidupan kita,” sambungnya.

Biasanya, dalam fase-fase ini, beberapa orang akan sangat tertarik untuk berkunjung. Hal ini karena orang-orang ingin melihat keindahan cahaya kutub atau Aurora Borealis.

Namun, tahukah kamu jika terdapat beberapa fakta unik dan menarik mengenai Aurora Borealis? Melansir laman News18, berikut beberapa fakta mengenai Aurora Borealis.

Ilmuwan Norwegia menjadi sosok pertama yang menjelaskan fenomena ini

Penjelasan mengenai Aurora borealis pertama kali dijelaskan oleh . Ilmuwan Norwegia, Kristian Birkeland. Dalam penjelasannya, sumber cahaya aurora muncul karena terhubung dengan Matahari. Cahaya yang muncul terjadi karena partikel gas di atmosfer Bumi. Partikel tersebut lantas dilepaskan matahari dan memunculkan cahaya di langit.

Baca Juga: Tasya Farasya Bagikan OOTD Cewek Matahari, Tas Hermes dari Kembaran Jadi Sorotan

Mengeluarkan suara

Rupanya Aurora Borealis dikatakan dapat mengeluarkan suara. Berdasarkan beberapa laporan, cahaya satu ini mengeluarkan suara statis atau mendesis layaknya radio. Hal ini karena badai Matahari menghantam Bumi dan melepaskan muatan listrik negatif. Hal tersebut yang menciptakan suara patah dan berdesis yang sering banyak orang dengar.

Nama Aurora Borealis diciptakan pada abad ke-17

Seperti yang diketahui, cahaya di langit ini sering dikenal dengan istilah Aurora Borealis. Rupanya, penamaan ini dibuat oleh astronom Italia, Galileo Galilei pada 1619. Penamaan ini diambil dua dewi Romawi Fajar, Aurora dan Boreas yang berarti Angin Utara.

Memiliki kembaran

Jika Aurora Borealis dikenal dengan cahaya utara. Rupanya, terdapat kembaran cahaya selatan yang dikenal dengan nama Aurora Australis. Jenis aurora satu ini biasanya terlihat di Antartika, pantai selatan Australia, Selandia Baru, Chili dan Argentina.

Mitos Nordik

Sebelum dikenal seperti saat ini, Aurora Borealis memiliki kisah dalam mitologi Nordik. Dikatakan, cahaya ini dipercaya sebagai manifestasi dari dewa-dewa. Bahkan, hal ini juga membuat beberapa orang takut dan bahaya yang ditimbulkan dari cahaya tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI