Suara.com - Sebagai sosok selebritis tersohor, Gigi Hadid berhasil membuat banyak mata terpikat padanya. Apalagi ketika ia berlenggak-lenggok atau berpose dalam berbagai pemotretan.
Dikenal sebagai supermodel ternama, Gigi Hadid rupanya sama saja seperti manusia lain. Ia pernah merasa ragu dengan keterampilannya, bahkan mengaku menderita imposter syndrome.
Dalam wawancaranya dengan Vogue, mantan kekasih Zayn Malik tersebut menjelaskan bila ia terus merasakan sindrom ini sepanjang waktu. Dirinya mengaku mengalami sindrom ini usai menjadi bos dalam perusahaan besar.
Apa itu Sindrom Imposter?
Baca Juga: Bella Hadid Tidak Restui Hubungan Gigi Hadid dengan Leonardo DiCaprio, Ini Alasannya
Menurut laman Healthline, sindrom imposter atau yang dikenal dengan sindrom penipu merupakan kondisi ketika seseorang merasa dirinya meragukan kemampuan dan pencapainnya sendiri. Mereka merasa bahwa pencapaiannya dihasilkan dari bantuan orang lain dan bukan karena usaha sendiri.
Alhasil mereka terus menerus merasa kecil hati dan menyebabkan ketidakpercayaan diri. Hingga saat ini belum diketahui pasti penyebab sindrom imposter. Namun ada beberapa faktor yang menjadi potensi untuk memicu sindrom ini di antaranya adalah gaya asuh orang tua dan lingkungan masa kecil.
Cara Menghadapi
Selain berkonsultasi dengan profesional, ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk mengatasi sindrom imposter ini.
- Berhenti Membandingkan Dengan Orang Lain
Setiap orang memiliki kemampuan yang unik. Tidak perlu membandingkan diri sendiri pada setiap pencapaian yang dimiliki.
Baca Juga: 3 Perilaku Pengguna Media Sosial yang Bisa Merusak Kesehatan Mental
Daripada membiarkan kesuksesan orang lain berubah menjadi iri dengki dan melemahkan, lebih baik fokus untuk mengembangkan diri.
- Tantang Diri
Cobalah untuk lebih percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki. Salah satu caranya adalah dengan menantang diri sendiri untuk melakukan sesuatu.
- Membangun Koneksi
Bantuan dari orang lain bukanlah beban. Justru hal ini dapat dimanfaatkan untuk membuka peluang baru ke depannya.
Alih-alih menolak, coba untuk kolaborasi dan mengembangkan bantuan ini agar tujuan mudah tercapai.
- Akui Perasaan
Kesulitan ketika menghadapi masalah, beban yang dirasa, keduanya bukanlah hal yang melemahkan seseorang. Dengan menerima perasaan ini, akan lebih mudah untuk mencari solusi dan bergerak maju.