Gegara Inflasi, Menkeu Sri Mulyani Ungkap Jajan Taco dan Burrito di AS Jadi Rp200 Ribu!

Kamis, 20 Oktober 2022 | 11:30 WIB
Gegara Inflasi, Menkeu Sri Mulyani Ungkap Jajan Taco dan Burrito di AS Jadi Rp200 Ribu!
Gegara Inflasi, Menkeu Sri Mulyani Ungkap Jajan Taco dan Burrito di Amerika Serikat Jadi Rp200 Ribu! (Dok: Instagram/smindrawati)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Keuangan Republik Indonesia (RI) Sri Mulyani baru-baru ini mencuri perhatian, saat menghubungkan kondisi perekonomian dunia dengan makanan yang ia nikmati di Amerika Serikat dalam unggahan di Instagramnya. 

Bagaimana tidak, kondisi inflasi yang tinggi di Negeri Paman Sam tersebut, membuat harga taco dan burrito yang ia nikmati di sebuah restoran di Washington D.C melonjak naik hingga Rp200 ribu!

Dalam unggahannya tersebut, Sri Mulyani mengungkap, di sela kegiatannya dengan tim Kementrian Keuangan di Amerika Serikat, mereka menyempatkan diri untuk makan siang di Chipotle, restoran makanan Meksiko yang menyajikan taco dan burrito.

"Saya mengajak tim Kemenkeu untuk makan di Chipotle, makanan casual ala Mexico dengan Taco dan Burrito, populer di kalangan masyarakat kebanyakan Amerika Serikat yang rasanya sesuai dengan lidah melayu kita," tulisnya.

Baca Juga: Bertemu Bos Google, Sri Mulyani: Banyak Youtuber dan Content Creator Bermunculan

Namun, inflasi dan kenaikan harga pangan dan energi di seluruh dunia, membuat harga satu menu taco dan burrito jadi ikut mahal. Pasalnya, mereka harus membayar 12-13 dolar (sekitar Rp185-Rp200 ribu) untuk satu menu taco atau burrito. Padahal, sebelumnya, menu tersebut hanya dibanderol 7,5-8 dolar (sekitar Rp116-Rp125 ribu) saja.

Taco sendiri merupakan hidangan tortila dari tepung jagung yang dilipat dengan isian daging, kacang-kacangan, keju, dan saus gurih. Sementara burrito adalah tortila dari tepung terigu yang digulung dengan isian kacang, daging berbumbu, dan keju. Biasanya juga diberi sour cream dan saus pedas.

"Lonjakan harga (inflasi) di Amerika Serikat- diikuti kenaikan suku bunga the Fed - dan penguatan Dollar Amerika Serikat menyebabkan terjadinya perlemahan/kelesuan ekonomi atau resesi ekonomi dunia," pungkasnya. 

Kondisi ini, lanjut dia juga akan mengancam banyak negara-negara miskin dan negara-negara berkembang dengan posisi APBN (Keuangan Negara) lemah, hingga akan mengalami krisis keuangan.

Kompleksitas perkembangan ekonomi dunia dengan ancaman krisis pangan, energi dan krisis keuangan ini yang dibahas di forum G20 dan pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia.

Baca Juga: Sri Mulyani Khawatir Krisis Pangan, Relawan Anies Berharap Desa Diberdayakan

"Kita harus waspada dengan kondisi dunia yang memburuk- meskipun tetap optimis dengan momentum pemulihan ekonomi Indonesia. Mari jaga bersama perekonomian kita," tutup dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI