Suara.com - Emosi seperti marah, lelah, dan sedih sebenarnya alami dan wajar dialami manusia. Tetapi, salah pemahaman tentang mental tangguh justru menganggap kalau emosi-emosi tersebut buruk dan membuat diri lemah.
Padahal, untuk memiliki mental yang tangguh bukan berarti harus tidak merasa lelah, sedih, dan marah.
“Banyak yang berpikiran bahwa ketangguhan mental adalah saat seseorang tidak bisa lelah, tidak bisa bersedih, tidak bisa marah, dan tidak bisa putus asa," kata Psikolog dr. Liza Marielly Djaprie, M.Psi., dalam siaran pers CLEAR x TinyTAN, Rabu (19/10/2022).
Ia menjelaskan bahwa ketangguhan mental sesungguhnya adalah kondisi di mana individu mampu bangkit kembali setelah mengalami pengalaman buruk. Kebangkitan itu ditandai dengan sikap kembali belajar dan berkembang untuk menjadi lebih baik.
Anak muda masa kimi menjadi generasi yang paling rentan memiliki pemahaman keliru tentang mental tangguh tersebut.

Riset oleh CLEAR Social Anxiety Study tahun 2020, menunjukan kalau 85 persen generasi muda saat ini sering membandingkan diri dengan kesuksesan orang lain yang mereka lihat di media sosial.
Menurut Liza, salah satu cara untuk memotivasi generasi muda dalam meraih impiannya, yakni dengan memiliki sosok idola. Namun hal itu harus diiringi dengan upaya meningkatkan penghargaan terhadap diri sendiri.
"Jika kedua hal ini berdampingan, maka generasi muda dapat mengembangkan karakter mereka secara maksimal, menjadi pribadi yang lebih baik, dan membuka peluang yang besar untuk mencapai apa yang mereka impikan," ucapnya.
Riset yang sama juga menunjukkan bahwa 55 persen generasi muda sering mendapat kritik negatif dari orang-orang sekitarnya, seperti orang tua, keluarga, teman maupun atasan, bahkan seringkali membandingkan prestasi dengan individu lain yang dianggap lebih baik.
Baca Juga: Ferdy Sambo Emosi ke Bawahan soal CCTV: Masa Kamu Tidak Percaya Sama Saya
“Lewat riset tersebut dapat diartikan bahwa banyaknya tuntutan, stigma, dan tekanan yang didapatkan dari faktor eksternal dapat menyebabkan turunnya tingkat ketangguhan mental seseorang," Senior Brand Manager CLEAR, PT Unilever Indonesia Tbk. Yuliana Safriani.