"Suatu hari saya bangun dan berpikir, 'Saya siap. Saya harus mencobanya.'"
'Keputusan yang gila dan aneh'
Sebelum pasangannya meninggal, Ellidy tidak pernah mendengar tentang pengambilan sperma dari orang yang meninggal.
Di sebuah siang, ia sedang duduk di dek belakang rumah, dengan kepala tertunduk, sambil mendalami perasaan campur aduk: kehilangan, duka dan rasa tidak percaya.
Kemudian saudara laki-lakinya menyadarkannya: ia harus segera membuat keputusan.
Teman dan keluarga Ellidy melihat pengambilan sperma Chumpy sebagai sebuah pilihan. Tapi hanya tersisa beberapa jam bagi Ellidy untuk memutuskan.
"Saudara saya bertanya seolah ini adalah hal yang perlu tindakan cepat, dan saya hanya bilang, 'Iya, terserah. Saya bahkan tidak tahu kamu ngomong apa.'"
Ahli bedah di Gold Coast, Andrew Davidson lalu melakukan prosedur tersebut. Ia segera mengambil dan membekukan sperma Chumpy.
Enam bulan kemudian, Ellidy mencoba prosedur bayi tabung. Tahap kedua berhasil dan sembilan bulan kemudian, Minnie lahir dengan sehat.
Namun pengambilan sperma orang yang sudah meninggal tidak terlepas dari isu moral, etik, dan agama.
Baca Juga: Terungkap! Sidang Putri Candrawathi: Tak Ada Sperma di Kemaluan dan Anus Brigadir J
Ellidy mengatakan sempat diserang secara online karena mengambil keputusan ini.