Suara.com - Selama ini, ada begitu banyak mispersepsi dalam memaknai modest fashion. Orang-orang biasa menyamakan modest fashion dengan baju muslim, padahal ini mengarah pada tren busana bergaya santun.
Salah satu kunci penting dari modest fashion adalah siluet longgar yang tak memperlihatkan lekuk tubuh, tidak seperti skinny jeans atau legging. Modest fashion juga minim mengekspos kulit penggunanya. Sementara, pemakaian hijab adalah pilihan untuk melengkapi. Jadi, busana muslim adalah bagian kecil dari modest fashion.
Dikutip dari siaran pers Jakarta Fashion Week 2023, dikatakan bahwa saat ini modest fashion tak hanya mendominasi koleksi desainer busana muslim. Modest fashion juga mendapat sorotan di berbagai rumah mode dunia, baik di Paris, Milan, London, hingga New York.
Dari tahun ke tahun, Jakarta Fashion Week (JFW) juga senantiasa memberikan ruang bagi desainer-desainer modest fashion untuk unjuk karya. Mereka konsisten memunculkan tren-tren terbaru modest fashion yang akan menjadi acuan tahun depan.
Baca Juga: Pengamat Fashion Pesimis Indonesia Jadi Kilat Fashion Muslim Dunia, Apa Alasannya?
JFW 2023 pun menghadirkan beberapa pergelaran modest fashion oleh desainer-desainer ternama dan punya banyak penggemar, seperti Ria Miranda, Nada Puspita, Benang Jarum, Kami Idea, dan masih banyak lagi. Ada pula Modest Fashion Award yang akan dipersembahkan kepada satu desainer modest fashion yang telah melakukan terobosan-terobosan ciamik.
Di Indonesia sendiri, posisi modest fashion menguat dalam mengisi gelaran serta industri fashion sekira 10 tahun belakangan. Tidak bisa dipungkiri bahwa langkah awal modest fashion di Indonesia dipelopori oleh para desainer busana muslim seperti Dian Pelangi dan Ria Miranda. Ada juga Itang Yunasz yang memasukkan unsur tradisional Nusantara dalam rancangannya.
Dalam perkembangannya, semakin banyak pegiat mode atau konsumen menyukai tampilan balutan modest fashion. Ini tidak sebatas baju muslim, tapi dipersonalisasi menjadi pakaian sehari-hari, baik untuk bekerja, olahraga, sosialisasi, maupun menghadiri acara penting.
Seorang modest dresser, Yusra Siddiqui dalam Who What Wear, menyebut tak ada definisi tunggal tentang seperti apakah modest wear. Menurutnya, setiap orang mempunyai persepsi masing-masing. Seseorang bisa saja memilih modest fashion atas alasan agama atau etnis. Ada pula yang memutuskan mengenakannya dengan alasan kenyamanan.
Modest fashion mengedepankan nilai kebebasan di dalam tren mode. Semakin menarik, khazanah budaya tradisional Nusantara membawa corak sendiri bagi modest fashion di Indonesia.
Berbagai elemen desain baju tradisional seperti baju bodo, ulos, atau kerah bulat untuk pria khas Kepulauan Riau muncul sebagai kreasi modest fashion. Bahkan, material kain tradisional seperti tenun, lurik, dan batik juga mempercantik rupa modest fashion di Indonesia.
Beberapa desainer seperti Danjyo Hiyoji maupun brand Purana menampilkan koleksi serupa dalam Jakarta Fashion Week 2019 lalu. Di media sosial sendiri, tak sedikit pula unggahan yang mengikuti gerakan #berkain dengan padu padan khas modest fashion.