Suara.com - Tidak mengherankan bila beberapa barang dengan nilai sejarah tinggi memiliki harga jual yang tinggi. Namun pernahkah anda terfikirkan bila barang tersebut merupakan sebuah celana jeans tua?
Melansir dari laman Mirror, baru-baru ini sebuah celana jeans Levi's berhasil laku di pelelangan dengan harga tak main-main. Celan tersebut berhasil terjual 67,650 pound sterling atau setara dengan Rp1,1 Miliar bila dikonversikan ke rupiah.
Celana tersebut memiliki bentuk yang masih cukup baik. Hanya saja beberapa bagian nampak kotor kecoklatan dan ada sedikit robekan di salah satu sisi bagian depan.
Noda tersebut didapat lantaran celana ini diklaim bekas penggunaan buruh yang bekerja di sebuah terowongan sempit.
Baca Juga: Gaya Berkelas Olla Ramlan Pakai Celana Jeans Potongan Unik, Harganya Setara Motor
Sosok pemuda berusia 23 tahun bernama Kyle Haupert yang berhasil memboyong celana tersebut menjadi miliknya. Ia merupakan sosok yang memang gemar mengoleksi pakaian vintage.
Kyle mendapatkan celana rasis ini di sebuah lelang yang diselenggarakan di New Mexico. Celana ini dianggap sebagai salah satu celana Levi's tertua yang pernah ditemukan.
Indikator ini dilihat dari label rasis yang ada di belakang celana tersebut. Label ini menjelaskan asal usul, ukuran, tempat produksi, dan slogan yang terbilang cukup rasis.
"Satu-satunya celana yang dibuat oleh White Labor (pekerja kulit putih)."
Diketahui perusahaan Levi's rupanya pernah menggunakan slogan bermuatan rasial selama meningkatnya ketegangan antara imigran China dan warga Amerika Serikat. Pada masa itu terdapat diskriminasi besar-besaran terhadap para pekerja migran.
Baca Juga: Ubah Jeans Kekecilan, Perempuan Ini Punya Cara Simpel Agar Celananya Nyaman Dipakai
Seorang juru bicara Levi's mengaku bila logo itu digunakan setelah Amerika Serikat mengadopsi Undang-Undang Pengecualian China pada tahun 1982. Kebijakan ini melarang pekerja China bekerja di Amerika selama satu dekade.
Perusahaan mengaku menggunakan slogan itu untuk meningkatkan penjualan dan menyelarasakn pandangan konsumen. Satu dekade setelahnya, slogan ini sudah dihapus.