Lesti Cabut Laporan Rizky Billar, Kenali Alasan Korban KDRT Memaafkan Pelaku

Arendya Nariswari Suara.Com
Jum'at, 14 Oktober 2022 | 15:42 WIB
Lesti Cabut Laporan Rizky Billar, Kenali Alasan Korban KDRT Memaafkan Pelaku
Lesti Kejora (kiri) bersama ayahnya Endang Mulyana (kanan) saat memberikan keterangan pers di Polres Jakarta Selatan, Jumat (14/10). [Suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setelah ditetapkan sebagai tersangka, Lesti Kejora memilih untuk mencabut laporan KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) kepada Rizky Billar, suaminya.

Tentu saja tindakan ini menuai banyak pro dan kontra. Namun ternyata banyak kasus di mana korban KDRT memilih untuk memaafkan pelakunya alih-alih menempuh jalur hukum atau mencari perlindungan.

Dilansir dari laman the conversation dan domestic helpers, berikut alasan korban KDRT memaafkan pelaku:

1. Nasib anak

Baca Juga: Cabut Laporan Polisi Demi Anak, Lesti Lejora Sebut Rizky Billar Sosok Ayah Terbaik Bagi Baby Leslar

Bagi sebagian besar korban KDRT yang sudah memiliki anak, keputusan untuk berpisah dengan pasangan menjadi hal yang jauh lebih berat karena akan berdampak pada sang anak.

Mereka juga mungkin merasa bersalah karena akan menjauhkan sang anak dengan orang tua, apalagi jika anak mereka masih berada di masa pertumbuhan.

2. Rasa takut

Banyak korban KDRT tetap memilih tinggal dengan pasangannya untuk mencegah kondisi yang lebih parah di kemudian hari. Sebelumnya, perlu diketahui bahwa KDRT dapat berbentuk tindakan verbal.

Jadi, mereka mungkin telah menerima ancaman (contohnya kekerasan fisik) sebelumnya jika berani meninggalkan pasangannya.

Baca Juga: Dinar Candy: Perempuan Kalau Bucin Goblok Banget! Senggol Lesti Kejora?

3. Rasa cinta

Pernahkah Anda mendengar istilah cinta itu buta? Nah, inilah yang menjadi salah satu alasan korban KDRT memaafkan pelaku dan berharap hubungannya dengan pasangan membaik.

Beberapa orang memilih untuk bertahan dan memperbaikinya. Upaya ini mungkin berhasil, tapi tidak sedikit juga yang membuktikan bahwa cinta saja tidak cukup mempertahankan suatu hubungan.

4. Menurunnya harga diri

Beberapa korban KDRT mungkin menganggap dirinya pantas menerima kekerasan tersebut. Hal ini tidak terlepas dari self-esteem yang mungkin sudah dihancurkan oleh pasangannya melalui kekerasan verbal.

Hal ini kemudian mendorong korban KDRT tetap diam atas perlakuan yang didapatkan

5. Stigma dan rasa malu

Sudah menjadi rahasia umum bahwa dalam kasus KDRT tidak sedikit orang yang memandang korban turut andil dalam terjadinya hal tersebut. Jadi, ketika meninggalkan pasangannya, mereka mungkin akan mendapatkan stigma negatif dari lingkungan yang tidak mendukungnya.

6. Masalah finansial

Alasan korban KDRT memaafkan pelaku selanjutnya banyak ditemukan karena masalh finansial. Tidak sedikit dari mereka yang tadinya menggantungkan kebutuhan material pada pasangan.

Selain itu, proses 'melarikan diri' ini juga membutuhkan uang yang tidak sedikit. Oleh karena itu, mereka tetap memilih bertahan dengan pelaku KDRT.

Jika Anda menjadi korban KDRT, jangan ragu untuk meminta bantuan pada pihak professional seperti LBH Apik dengan hotline 02187797289 atau WhatsApp 08138882266 atau Komnas Perempuan di 021-3903963

Kontributor : Hillary Sekar Pawestri

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI