Suara.com - Kemudahan akses digital kerap membuat banyak orang melakukan berbagai kegiatan dalam satu waktu atau dikenal multitasking. Hal itu berpotensi membuat seseorang menjadi tidak mindfulness dalam berkegiatan.
Pada situs mindful.org, organisasi kesehatan mental dunia, mindfulness merupakan kebutuhan dasar manusia untuk bisa hadir dalam kehidupan saat ini dengan menyadari di mana dirinya berada, di mana dalam mengerjakan segala hal di sekitar dengan cara yang tidak reaktif dan berlebihan.
Seorang praktisi kesehatan mental Adjie Santosoputro mengatakan bahwa masyarakat sebenarnya perlu menerapkan mindfulness, terlebih pada kondisi yang semakin menantang masa pandemi Covid-19 saat ini.

Dalam kesempatan merayakan Hari Kesehatan Mental Dunia bersama Allianz Indonesia, Adjie Santosoputra mebeberkan beberapa hal yang mungkin timbul apabila tidak menerapkan konsep mindfullness dalam berkehidupan sehari-hari:
1. Menganggu Relasi
Apabila tidak mindful dalam hidup, seseorang kemungkinan akan selalu merasa seperti dalam sebuah tekanan yang sebenarnya diciptakan sendiri. Dampaknya, tanpa disadari, emosi akan cepat tersulut dan lebih mudah marah. Hal itu tentunya bisa mengganggu hubungan relasi dengan teman kerja, atasan, bahkan rekan bisnis.
2. Sulit Mendapatkan Kebahagiaan
Menurut Adjie, kebahagiaan itu adanya pada present moment, yaitu masa sekarang yang sedang dijalani. Kebahagiaan akan sulit tercapai jika seseorang terlalu sibuk untuk memusingkan segala hal pada waktu yang bersamaan secara berlebihan. Seperti, kejadian di masa lalu, atau segala tuntutan yang mungkin akan datang pada hari esok.
3. Terjebak pada Toxic Productivity
Baca Juga: 10 Cara Memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia, Penting untuk Dilakukan
Bila sudah terbiasa pada arus produktivitas yang tinggi, jika stres atau masalah datang, cenderung mencari jalan keluar dengan bekerja atau menjadi lebih produktif, bisa saja seseorang sebenarnya sudah terjebak di dalam produktivitas yang tidak sehat. Mindfulness mengajarkan seseorang untuk produktif secara tepat, bukan secara cepat. Santai sebenarnya bukan berarti lambat, penting untuk mengusung kualitas di atas kuantitas.