Hobi Multitasking, Awas 4 Bahaya Ini Mengintai Akibat Tidak Mindfullness

Selasa, 11 Oktober 2022 | 13:10 WIB
Hobi Multitasking, Awas 4 Bahaya Ini Mengintai Akibat Tidak Mindfullness
Ilustrasi multitasking (freepik.com/lookstudio)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kemudahan akses digital kerap membuat banyak orang melakukan berbagai kegiatan dalam satu waktu atau dikenal multitasking. Hal itu berpotensi membuat seseorang menjadi tidak mindfulness dalam berkegiatan.

Pada situs mindful.org, organisasi kesehatan mental dunia, mindfulness merupakan kebutuhan dasar manusia untuk bisa hadir dalam kehidupan saat ini dengan menyadari di mana dirinya berada, di mana dalam mengerjakan segala hal di sekitar dengan cara yang tidak reaktif dan berlebihan.

Seorang praktisi kesehatan mental Adjie Santosoputro mengatakan bahwa masyarakat sebenarnya perlu menerapkan mindfulness, terlebih pada kondisi yang semakin menantang masa pandemi Covid-19 saat ini.

Ilustrasi orang multitasking (Pexels/Karolina Grabowska)
Ilustrasi orang multitasking (Pexels/Karolina Grabowska)

Dalam kesempatan merayakan Hari Kesehatan Mental Dunia bersama Allianz Indonesia, Adjie Santosoputra mebeberkan beberapa hal yang mungkin timbul apabila tidak menerapkan konsep mindfullness dalam berkehidupan sehari-hari:

Baca Juga: 10 Cara Memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia, Penting untuk Dilakukan

1. Menganggu Relasi

Apabila tidak mindful dalam hidup, seseorang kemungkinan akan selalu merasa seperti dalam sebuah tekanan yang sebenarnya diciptakan sendiri. Dampaknya, tanpa disadari, emosi akan cepat tersulut dan lebih mudah marah. Hal itu tentunya bisa mengganggu hubungan relasi dengan teman kerja, atasan, bahkan rekan bisnis.

2. Sulit Mendapatkan Kebahagiaan

Menurut Adjie, kebahagiaan itu adanya pada present moment, yaitu masa sekarang yang sedang dijalani. Kebahagiaan akan sulit tercapai jika seseorang terlalu sibuk untuk memusingkan segala hal pada waktu yang bersamaan secara berlebihan. Seperti, kejadian di masa lalu, atau segala tuntutan yang mungkin akan datang pada hari esok.

3. Terjebak pada Toxic Productivity

Baca Juga: Self Care: Tenangkan Dirimu Dulu, karena Kamu Berhak Bahagia!

Bila sudah terbiasa pada arus produktivitas yang tinggi, jika stres atau masalah datang, cenderung mencari jalan keluar dengan bekerja atau menjadi lebih produktif, bisa saja seseorang sebenarnya sudah terjebak di dalam produktivitas yang tidak sehat. Mindfulness mengajarkan seseorang untuk produktif secara tepat, bukan secara cepat. Santai sebenarnya bukan berarti lambat, penting untuk mengusung kualitas di atas kuantitas.

4. Terganggunya Kesehatan Mental dan Fisik

Jika melakukan hal secara berlebihan, bahkan terburu-buru dan lupa untuk menikmati momen dalam hidup, tentunya hal itu dapat mengganggu kesehatan mental dan fisik. Menjalani kehidupan dengan beragam tekanan serta tenggat waktu, sudah pasti memupuk beban dalam diri yang mungkin akan mengganggu kesehatan mental.

Untuk bisa terhindar dari empat akibat tersebut, Adjie mengingatkan untuk tetap memeriksakan kesehatan mental secara berkala kepada psikolog. Untuk dapat bantu mengenali secara dini, apakah seseorang membutuhkan pertolongan atau tidak adalah dengan mengecek Kreasi (produktivitas), Relasi (hubungan dengan keluarga, teman, dan tim), dan Rekreasi (kesenangan dalam hidup). 

"Jika salah satu dari ketiga hal tersebut sudah terganggu, ada baiknya segera memeriksakan kondisi kesehatan mental.

Biasanya, banyak orang yang mengabaikan konsep mindfulness ini karena takut akan kegagalan yang mungkin terjadi. Sehingga berfokus untuk selalu mengejar target secara ambisius," kata Adjie.

Ia juga mengigatkan untuk jangan terlalu menakuti kegagalan, karena biasanya dari kegagalan seseorang sebenarnya bisa lebih mengerti bagaimana caranya untuk sukses.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI