Suara.com - Kemajuan teknologi membuat informasi menjadi tidak terbendung. Di satu sisi situasi ini memudahkan untuk mendapat informasi.
Namun, di sisi lain, bukan tidak mungkin informasi yang tidak tepat, keliru bahkab berita bohong menjadi sangat mudah tersebar. Padahal, penyebaran berita bohong punya konsekuensi tersendiri.
Oleh sebab itu, dalam Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, di Kota Medan, Sumatera Utara, Kepala Bidang Pengelolaan Informasi Komunikasi Kominfo, Iwan Sutani Siregar masyarakat penting mengetahui netiket di tengah tsunami informasi tersebut.
Ia mengatakan netiket adalah tata krama dalam berinternet, di mana prinsipnya adalah apa yang dicari, diposting, dan dikonsumsi di media sosial merupakan cerminan dari diri pribadi.
Baca Juga: VMware Luncurkan Inovasi Baru, Dorong Modernisasi Jaringan di CSP
“Tindakan etis terkait konten negatif yaitu analisislah konten negatif tersebut, kemudian verifikasi konten negatif, tidak perlu atau jangan mendistribusikan konten negatif, lalu produksi lah konten yang bermanfaat atau positif,” jelasnya.
Kreator Ceritasantri.id, Athif Titah Amithuhu juga menyebutkan keamanan digital adalah sebuah proses untuk memastikan penggunaan layanan digital baik secara daring maupun luring dapat dilakukan secara aman dan terlindungi.
Ia pun membagikan tips aman bermedia digital yakni mengaktifkan fingerprint authentication fitur yang memiliki kelebihan dari fitur kata sandi karena menggunakan sidik jari, melakukan back up data secara rutin ke internet melalui aplikasi, juga selalu waspada akan tautan tak dikenal.
“Jangan buka file atau tautan yang tidak dikenal yang dikirimkan lewat email, media sosial, atau aplikasi chatting, kenali dengan seksama dengan siapa kita berinteraksi atau berkomunikasi, hanya install aplikasi dari tempat resmi, gunakan anti virus, dan pastikan orang terdekat kita memahami pentingnya keamanan digital,” ungkapnya.
Baca Juga: Agar Tak Tergerus Zaman, Begini Cara Digitalisasi Budaya yang Mesti Diketahui