Suara.com - Mayoritas perempuan di Indonesia telah menyadari betapa pentingnya proteksi kulit agar terhindar dari dampak buruk paparan sinar matahari, polusi dan debu. Apalagi bagi mereka yang tinggal di perkotaan.
Seperti diketahui, data dari iqair.com, PM2.5 di Indonesia 6.9 lebih tinggi dari standar yang ditetapkan WHO (2021). PM2.5 sendiri adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2.5 mikron (mikrometer).
Secara sederhana, PM2.5 adalah polusi udara dengan partikel yang sangat kecil yang terbentuk dari pembakaran dari mesin kendaraan bermotor, asap rokok, kompor perapian rumah tangga, proses industri, pembakaran pembangkit listrik, bahkan api unggun serta asap dari kembang api.
“Apa dampaknya bagi kulit? Tentunya dengan partikel yang sangat kecil ini PM2.5 dapat masuk ke pori-pori kulit sehingga mengganggu skin barrier. Bila skin barrier terganggu maka akan memicu kerusakan pada kulit serta munculah jerawat, kulit kering, dan lain sebagainya,” jelas CEO Westcare Ardy Setiady dalam keterangannya, Kamis, (6/10/2022).
Baca Juga: Jangan Terlalu Rajin! Keseringan Keramas Ternyata Bisa Sebabkan 3 Hal Ini
Ia pun menjelaskan bahaya paparan sinar UV dapat menyebabkan terbentuknya flek hitam karena sinar matahari memicu produksi melanin yang berlebih. Tidak hanya itu, sinar UV juga mendorong pembentukan radikal bebas yang berkontribusi terhadap terbentuknya kerutan halus bahkan kanker kulit. Sementara itu, bila melansir pub.med.com, 95 persen gejala penuaan dini berasal dari paparan sinar UV, baik UVA maupun UVB.
Tidak hanya itu, bagi perempuan modern yang kesehariannya berada di depan layar (komputer, telepon genggam, televisi) tentunya tidak dapat terhindar dari paparan sinar UV dan juga Blue Light. Penelitian dari IDN Research Institute mengatakan bahwa 79 persen millennials mengecek telepon genggamnya sesaat setelah bangun tidur.
Sementara terdapat data lain dari Comparitech yang mengatakan Indonesia menempati peringkat ke-10 dari 44 negara dengan rata-rata penggunaan layar tertinggi dalam satu hari yaitu 8,37 jam per hari. Blue Light sendiri mempunyai kemampuan untuk menembus kulit dibandingkan dengan sinar UVA maupun UVB.
Paparan blue light juga memiliki dampak buruk bagi kulit. Sering kali kita tidak menyadari dengan banyaknya waktu yang kita habiskan di depan layar ternyata dapat menyebabkan kerusakan kulit seperti rusaknya skin barrier, hyperpigmentation, kulit kemerahan, dan penuaan.
“Kami memahami sulitnya menghindari paparan dari UV light, Blue Light maupun pollutant dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya permasalahan-permasalahan ini maka dibutuhkan proteksi ekstra agar kulit dapat terhindar dari dampak buruk ketiga molekul tersebut. Kami juga yakin masyarakat Indonesia mulai sadar pentingnya menghindari permasalahan kulit yang disebabkan oleh lingkungan tersebut. Untuk itu Westcare meluncurkan produk baru kami, Westcare Invisible UV Protector SPF 45 PA+++, yang akan membantu konsumen kami melindungi kulit mereka,” imbuh Ardy.
Baca Juga: Merasa Punya Kulit Wajah yang Sensitif? Coba 7 Cara Alami Ini
Ardi mengatakan, bahwa produk itu diformulasikan dengan bahan-bahan terbaik yang tidak mengiritasi kulit sehingga dapat digunakan untuk semua jenis kulit dengan tekstur cream yang ringan dikulit dan tidak lengket maupun berminyak.
“Produk kami juga dapat dipastikan cruelty-free, vegan, serta bebas dari kandungan paraben. Kami sangat berkomitmen untuk selalu menggunakan bahan baku primer yang telah melalui tahap uji coba panjang dan diproduksi di pabrik yang bersertifikat, karena kami sangat mengedepankan kualitas produk yang aman untuk kulit. Tidak hanya itu, produk Westcare tentunya sudah terdaftar di BPOM dan LPPOM MUI,” jelas Ardy.