Suara.com - Siapa sangka bahwa budidaya madu hutan ternyata bisa menghasilkan keuntungan yang menggiurkan. Hal itu seperti diungkapkan oleh Wanudin, salah satu pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang membudidayakan madu hutan.
Dari semula kelompok ini hanya fokus pada bagi hasil kemitraan, kini memiliki pendapatan lain dari budidaya lebah sehingga membantu menopang pendapatannya. Saat ini telah mengelola 2.000 kotak lebah jenis Apis Mellifera dengan penghasilan sekitar Rp 200 Juta/ bulan.
Wanudin merupakan satu warga yang mendapatkan binaan oleh Sinar Mas melalui Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas program Desa Makmur Peduli Api (DMPA). Wanudin mengatakan merasa terbantu melalui kemitraannya dengan perusahaan.
Sejak sebulan lalu kelompok mereka telah membuka cabang pemasaran di Batam, Kepulauan Riau. Melalui kantor pemasaran di luar daerah ini diharapkan dapat meningkatkan penjualan dan harga yang lebih tinggi.
Baca Juga: Cara Cek Penerima BLT UMKM di eform.bri.co.id, Kapan Bantuan Cair?
Selain itu, produk madunya kini telah memiliki merek dagang sendiri. Usaha madu mereka memiliki brand “Madu Murni Melifira”.
Presiden Joko Widodo mengapresiasi usaha dan kemasan produk yang diproduksi Wanudin. Dalam sambutannya, Jokowi mengatakan pentingnya packaging dan branding terhadap suatu produk.
"Seperti madu, biasanya dimasukkan botol dan dijual di pasar, namun dengan packaging yang bagus dan branding produk yang baik, dapat menaikkan harga jual berkali-kali lipat. Sentuhan seperti itu yang diharapkan. Jika bisa, bukan hanya dipasarkan ke pasar lokal atau domestik, namun juga dibawa ke pasar ekspor,” ungkapnya.