Berkaca dari Kasus Lesti Kejora dan Rizky Billar, Ini 7 Cara Terbaik Bantu Korban KDRT

Sabtu, 01 Oktober 2022 | 12:10 WIB
Berkaca dari Kasus Lesti Kejora dan Rizky Billar, Ini 7 Cara Terbaik Bantu Korban KDRT
Lesti Kejora mengungkap matanya yang bengkak di kanal YouTube-nya. (Dok. Youtube)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah publik figur dan artis menyampaikan dukungannya untuk Lesti Kejora, yang diduga alami kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT oleh suaminya Rizky Billar.

Para artis tersebut adalah Dinda Hauw, Aurel Hermansyah hingga Inul Daratista yang mendukung dan menguatkan pelantun 'Egois' itu, bahkan siap berada di garis terdepan untuk Lesti.

"Terlalu murah, terlalu remeh dan naif jika kau sampai turunkan harga dirimu, berkorban demi dia yang tidak sayang padamu nak. Bunda paling benci dengan lelaki, pria atau suami yang suka main tangan, artinya ini sudah penyakit," tulis @inud.id dikutip suara.com, Sabtu (1/10/2022).

Potret Lesti Kejora. (Instagram/ lestykejora)
Potret Lesti Kejora. (Instagram/ lestykejora)

Dukungan terhadap korban KDRT memang dibutuhkan, tapi jika ingin lebih jauh menolong dan membantu korban tidak ada salahnya. Berikut ini 7 cara membantu korban KDRT, mengutip Very Well Mind:

Baca Juga: Lesti Kejora Sempat Belikan Moge untuk Rizky Billar, Harganya Tembus Setengah Miliar!

1. Luangkan Waktu untuk Mereka

Jika Anda sudah memutuskan untuk menghampiri korban pelecehan atau korban KDRT, maka hampirilah mereka dengan tenang.

Usahakan jangan ikut campur saat perasaan korban sedang campur aduk atau emosi. Anda harus pastikan dulu jika korban sudah memutuskan membuka diri, dan luangkan waktu untuknya jika saat itu tiba.

2. Cara Memulai Pembicaraan

Kata-kata yang bisa dilontarkan untuk mengawali obrolan seperti 'aku khawatir padamu, karena...'. Atau kalimat seperti 'aku mengkhawatirkan keselamatan dan keadaanmu...'.

Baca Juga: 9 Fakta Rizky Billar, Terjerat Kasus KDRT hingga Disebut Pernah Jadi Gigolo

Saat memulai obrolan pastikan juga Anda bisa menjaga rahasia dan informasi yang disampaikan. Tapi ingat jangan sampai memaksa orang tersebut untuk terbuka, biarkan percakapan terjadi secara alami dan tanpa paksaan.

3. Dengarkan Tanpa Menghakimi

Jika orang itu sudah terbuka dan mau berbicara, yang perlu dilakukan hanyalah diam dan jadi pendengar yang baik, jangan pernah menghakimi, menawarkan solusi atau saran jika tidak diminta.

Ini karena jika Anda jadi pendengar yang baik, maka korban KDRT perlahan akan memberitahu apa yang mereka butuhkan dan bisa Anda lakukan untuk mereka. Jadi berikan waktu mereka untuk bicara sepenuhnya.

4. Kenali Tanda Bahaya pada Korban

Meski ada beberapa korban yang berani menceritakan kondisinya, tapi tidak sedikit juga korban yang mencoba menutupi kondisinya.

Jadi untuk membantu korban, kenali tanda bahaya korban KDRT seperti mata lebam, bibir pecah-pecah, tanda memar atau keunguan di leher, pergelangan tangan terkilir, hingga memar di tangan.

Ada juga tanda secara emosional, seperti kepercayaan diri rendah, selalu menyesal, sering takut, alami perubahan pola tidur dan makan, gelisah dan cemas, hingga gejala depresi.

5. Percayai Korban KDRT

Secara umum saat tindak KDRT terjadi biasanya hanya korban yang melihat sisi gelap pelaku. Hasilnya banyak orang terkejut atau bahkan tidak percaya dengan cerita korban KDRT.

Hasilnya korban merasa takut tidak ada yang mempercayainya jika ia bercerita kepada orang lain. Jadi percayalah pada korban KDRT, dengan begini ia akan sedikit merasa punya harapan.

6. Validasi Perasaan Korban

Selain jangan pernah menghakimi, jangan juga pernah membantah perasaan dan emosi yang dirasakan korban. Umumnya perasaan korban KDRT meliputi perasaan bersalah tapi juga marah, harapan dan keputusasaan, perasaan cinta tapi ketakutan.

Jawaban yang bisa membantu, berupa pernyataan bahwa ia juga memiliki perasaan yang sama dengan korban, dan coba mengerti perasaan ketakutan maupun kemarahan yang dirasakan korban.

7. Bantu Rencana Keamanan

Lantaran KDRT bisa terjadi berulang, maka bisa juga membantu korban dengan rencana keamanan jika situasi yang sama terjadi. Seperti korban jadi tahu harus pergi kemana, dan siapa yang membantu keamanannya saat pergi dari situasi mengerikan terjadi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI