Tips Jualan Baju di E-commerce Agar Rating Tetap Bintang 5, Jujur Paling Penting!

Jum'at, 30 September 2022 | 20:55 WIB
Tips Jualan Baju di E-commerce Agar Rating Tetap Bintang 5, Jujur Paling Penting!
Ilustrasi jualan online (Pexels/Kampus Production)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Platform e-commerce kini jadi salah satu andalan bagi para pegiat UMKM untuk menjajakan produknya. Tanpa bertemu dengan pembeli, mereka dapat tetap menjual barang-baranya.

Untuk itu, pelaku UMKM sangat perlu kepercayaan dari konsumen agar produknya bisa terus laris di e-commerce. Terutama bila produk yang dijual berupa pakaian, di mana pembeli biasanya akan menyentuh barang tersebut untuk memastikan kualitas produk.

Ilustrasi jualan online (Unsplash/Campaign Creator)
Ilustrasi jualan online (Unsplash/Campaign Creator)

Pengusaha batik, Shiroshima Indonesia, Dian Nutri Justisia Shirokadt membagikan tips bahwa saat mengunggah produk ke e-commerce, penjual harus berupaya sejujur mungkin dengan barang dagangannya.

"Penyampaian detail produk, foto produk, termasuk pencahayaan harus sesuai dengan asli. Cara foto, jangan di-touch up terlalu banyak. Itu juga untuk meminimalisir komplain pelanggan. Karena di shopee ada review costumer, jadi untuk menjaga agar rate kita tidak turun dan customer percaya," ungkap Dian dalam acara diskusi Cerita Batik Nusantara bersama Shopee di Museum Tekstil Nasional, Jakarta, Jumat (30/9/2022).

Baca Juga: Pemprov Lampung Gelar Bazar Produk UMKM dan Pasar Murah di Kabupaten Pringsewu

Menurut Dian, berjualan di e-commerce sangat membantu untuk menyebarkan market hingga ke seluruh wilayah Indonesia.

"Karena penjualan dengan e-commerce lebih mudah. Kalau aku buka cuma di Sarinah, orang-orang yang di radius 5 km, atau maksimum 20 km itu yang jadi customer Sarinah. Tapi kalau saya di Shopee, saya bisa jual ke Papua, bisa jual di luar juga," tuturnya.

Dian juga merasa kalau penjualannya naik drastis dibandingkan saat hanya mengandalkan penjualan dari toko di departement store.

"Awalnya aku cerita awalnya di depertement store, tapi karena pandemi tiba-tiba aku harus beralih ke e-commerce. Kemudian 1.700 barang sudah terjual dalam kurun waktu kurang dari satu tahun. Sudah banyak banget yang terjual," ungkapnya.

Apalagi ketika itu produknya baru tiga bulan masuk ke departement store pada Agustus 2019. Tiga bulan kemudian justru terkena dampak dari pandemi Covid-19 di mana pusat perbelanjaan banyak yang tutup.

Baca Juga: Bantu Pelaku Usaha, BPJH BukaKonsultasi Halal di Pameran UMKM Sumbar Malagak

Lantaran desakan keadaan, Dian beranikan diri untuk mengganti strategi dengan kembali belajar berjualan di e-commerce.

"Bagaimana memasarkannya agar customer percaya produk kita bagus. Karena harga kita gak murah. Waktu pandemi kami meng-upgrade diri. Apa yang dimau customer. Sekarang alhamdulillah penjualan kita di e-commerce mencapai 70 persen," ungkap Dian.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI