Kisruh Minuman Gula Tinggi, Teguk Bakal Cantumkan Jumlah Gula dan Kalori di Produknya?

Jum'at, 30 September 2022 | 14:15 WIB
Kisruh Minuman Gula Tinggi, Teguk Bakal Cantumkan Jumlah Gula dan Kalori di Produknya?
Teguk buka gerai pertama di New York City, Amerika Serikat. (Dok. Teguk)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Isu minuman tinggi gula yang menyeret Esteh Indonesia beberapa waktu lalu, membuat CEO Teguk, Maulana Hakim berencana mencantumkan jumlah kalori dalam produk minuman miliknya.

Maulana mengatakan inisiatif ini terinspirasi setelah Teguk berhasil ekspansi dan membuka gerai pertamanya di SoHo, New York, Amerika Serikat.

Menurut Maulana kebiasaan mengetahui jumlah kalori dan gula yang dikonsumi sudah diterapkan masyarakat Amerika Serikat, dan tahu berapa banyak yang mereka butuhkan setiap harinya.

"Nah itu yag lagi saya pelajarin, tapi yang pasti di US (Amerika Serikat), sudah mulai beberapa brand itu mencantumkan kalori," ujar Maulana dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Kamis (29/9/2022).

Baca Juga: Termasuk Mager, Kebiasaan Ini Bisa Picu Jantung Koroner pada Usia Muda

Ilustrasi gula palem (freepik/azerbaijan_stockers)
Ilustrasi gula palem (freepik/azerbaijan_stockers)

Tanpa ada isu gula berlebih di minuman, Maulana mengaku sudah melihat dan mempelajari tren pencantuman gula dan kalori di produk minuman, Ia juga sedang meninjau, bagaimana standar dan pengukuran kalori di Indonesia dan Amerika Serikat.

Sehingga sampai saat ini dalam produk Teguk belum memiliki informasi jumlah kalori dan gula, baik produk yang di New York maupun di Indonesia, dan hanya mencantumkan zero sugar (tanpa gula), less sugar (sedikit gula) dan normal.

"Makanya kita pelajarin dari US, pada saat kita mencantumkan kalorinya itu, apakah kalorinya berdasarkan atas mereka sendiri atau atas dasar penilaian dari negara atau diukur sama beberapa institusi," ungkap Maulana.

Rencana ini juga berlaku untuk produk Teguk di Indonesia, karena menurutnya tidak bisa sembarangan mengklaim jumlah kalori yang ada atau melakukan pengecekan sendiri.

"Nah mungkin aja kita lakukan (di Indonesia), hanya saja kalo misalkan saya menyatakan, kan saya masih mempelajari ya, apakah ada institusi yang bisa memastikan ya declarenya (pernyataan jumlah kalori) sama juga atau tidak, (jadi tetep ada peluang menambahkan jumlah kalori di produk?) iya, ada peluang itu," ungkap Maulana.

Baca Juga: Ibunya Tak Sengaja Campurkan Gula ke Toples Garam, Anak Ini Pusing Minta Carikan Solusi Saat Disuruh Pisahkan Keduanya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI