Suara.com - Membicarakan peristiwa Gerakan 30 September yang dilakukan Partai Komunis Indonesia atau lebih dikenal dengan G30S PKI tentu tidak bisa terlepas dari kekejaman yang terjadi di Museum Lubang Buaya.
Wisata sejarah Monumen Pancasila Sakti ini terletak di Jalan Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Menyimpan kenangan kelam kekejaman pembunuhan pada perwira TNI AD kala itu, saat ini Lubang Buaya telah disulap menjadi tempat wisata yang buka setiap hari mulai pukul 09.00 sampai 21.00 WIB. Untuk mengunjungi tempat bersejarah ini, Anda hanya perlu membayar Rp5 ribu.
Tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang Museum Lubang Buaya? Dirangkum dari berbagai sumber, simak fakta-fakta menariknya berikut!
![Petugas membersihkan patung peristiwa G30S/PKI di Lubang Buaya, Jakarta Timur, Rabu (30/9/2020). [ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/09/30/71014-lubang-buaya.jpg)
1. Sejarah Nama Lubang Buaya
Dikutip dari penelitian yang dilakukan Aqiilah Afiifadiyah Rahman dan Jumardi, dulunya daerah Lubang Buaya adalah rawa yang terdapat kali berisi buaya. Tidak hanya buaya asli, di sini dikenal juga adanya siluman buaya putih.
Namun, kehadiran buaya itu diatasi oleh seorang ulama bernama Pangeran Syarif. Sejak saat itulah, tempat tersebut berubah nama menjadi Lubang Buaya. Warga sekitar kemudian menyebut Pangeran Syarif sebagai Datok Banjir karena dipercaya memiliki kemampuan sakti.
2. Saksi bisu kekejaman pada perwira
Di dalam museum ini, terdapat sumur tua yang menjadi saksi bisu kekejaman PKI kala itu usai membunuh lalu membuang 7 Pahlawan Revolusioner RI yaitu Letjen Ahmad Yani, Mayjen HT Haryono, Brigjen DI Pandjaitan, Mayjen R Suprapto, Lettu Pierre Tendean, Mayjen S Parman, dan Brigjen Sutoyo Siswomiharjo.
3. Sumur tertutup dedaunan kering
Baca Juga: Sejarah Berdirinya Monumen Pancasila Sakti sebagai Jasa Pahlawan Revolusi
Saat ditemukan pada 4 Oktober 1965, sumur dengan kedalaman 15 meter ini tertutup dedaunan kering. Oleh karenanya, tidak ada yang mengira ada tumpukan mayat di sana.