Sama halnya dengan Wanudin, Febri, pemuda Desa Kelagian, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Tanjungjabung Barat, Jambi, merasakan betul bisa cuan dari budidaya lebah madu. Dari semula ia mengembangkan 68 kotak, kini kota-kotak yang dihuni lebah itu terus berkembang.
"Kalau mulai usaha madu ini sejak 2020. Sekarang sudah ada hampir 200-an kotak," kata Febri dihubungi dari Jambi, Rabu (28/9/2022).
Lebah yang ia kembangkan adalah lebah unggul jenis Apis mellifera. Jenis lebah madu ini kata dia, menjadi favorit para peternak lebah. Selain mampu produksi madu yang banyak, lebah jenis ini juga mempunyai adaptasi yang sangat baik.
Dalam perbulan usaha budidaya lebah Apis Mellifera yang dikelola Febri mampu memproduksi 100 kilogram madu untuk 60 kotak. Jika kondisi cuaca bersahabat dan perawatan bagus untuk budidaya 200 kotak bisa memproduksi 600 kilogram.
"Usaha madu ini butuh perawatan ekstra, kalau perawatan bagus hasilnya juga bagus dan banyak," kata dia.
Produk madunya kini tidak hanya dikonsumsi oleh masyarakat dalam Provinsi Jambi saja, namun juga dikirim ke luar daerah seperti ke Jawa dan Medan. Madu dikirim dalam jumlah besar yang dikemas dalam galon.
Untuk harga madu sekarang kata Febri, cenderung fluktuatif, tergantung harga pasar. Satu kilogram harga madu terendah mencapai Rp50 ribu dan tertinggi Rp70 ribu.
"Karena yang jual madu ini banyak, harganya tergantung pasar dan supplay-demand," ujar Febri.
Usaha lebah madu yang dikembangkan Febri ini dikembangkan di sekitar konsesi akasia HTI PT WKS. Ia pilih lokasi di sekitar konsesi karena pohon akasia memberikan sumber makanan yang baik dan tersedia sepanjang tahun bagi koloni lebah.
Baca Juga: 4 Manfaat Minum Lemon dan Madu bagi Kesehatan
Berhubung lokasi budidaya di sekitar konsesi tanaman industri itu, sehingga mendorong usahanya bermitra dengan Perusahaan tersebut, dan Perusahaan memberikan bantuan untuk pengembangan usahanya.