Suara.com - Pemakaian skincare jadi salah satu andalan untuk perawatan kulit wajah. Dalam beberapa tahun terakhir bahkan muncul tren dari Korea Selatan berupa pemakaian skincare hingga sepuluh tahap atau mungkin juga lebih.
Tahapan skincare tersebut dimulai dari produk pembersih wajah hingga sunscreen untuk pagi hari atau masker saat pemakaian malam hari. Dengan menempelkan banyak produk skincare ke kulit, apa memang baik untuk wajah?
Dokter Spesialis Kulit dr. SK Sulistyaningrum, Sp.KK., menjelaskan bahwa pemakaian skincare pada dasarnya harus disesuaikan dengan kebutuhan.
"Sebetulnya skincare yang berlapis itu balik lagi sesuai kebutuhan atau enggak. Kalau sesuai kebutuhan, nggak ada masalah. Tapi kalau misalnya dia tidak sesuai kebutuhan, over, itu bisa mengganggu nutrisinya," jelas dokter Ningrum ditemui di Jakarta beberapa waktu lalu.
Skincare sebenarnya bisa jadi sumber nutrisi bagi kulit. Untuk itu, pemakaiannya juga harus disesuaikan dengan masalah kulit yang terjadi.
"Tingkat kebutuhan orang berbeda-beda. Ada yang misalnya dengan skincare basic sudah tampil bagus, tapi ada yang kelasnya artis dengan skincare basic kebutuhan mereka untuk tampil lebih tidak terpenuhi. Sehingga mereka harus treatment laser, filler, dan lain-lain. Jadi balik lagi sesuai kebutuhan," tuturnya.
Dokter Ningrum menambahkan, yang dimaksud dengan skincare basic cukup dengan penggunaan produk pembersih wajah, pelembab, dan skincare.
Secara teori juga tidak ada patokan khusus berapa tahapan skincare yang harus dilakukan untuk mendapatkan kulit sehat. Ia menekankan bahwa pada akhirnya tetap harus disesuaikan dengan kebutuhan dan masalah kulit yang ingin diperbaiki.
Menurut dokter Ningrum, banyaknya produk skincare yang digunakan terkadang untuk mendapatkan kandungan nutrisi tertentu. Tetapi, sebenarnya nutrisi tersebut bisa saja didapatkan dari sati produk skincare.
Baca Juga: Percaya Diri dengan Alis 'Nyambung', Model Ini Mendobrak Standar Kecantikan
"Misalnya kita pakai satu serum kamomile kemudian serum yang isinya hyaluronic acid, sebetulnya itu kan bisa dijadikan satu jadi satu sekali oles saja. Kenapa harus beli yang segala macam dipisah? Beli saja yang kandungannya abcd, sesuai kebutuhan kulit, pakai satu sebetulnya sama aja," ungkapnya.
Sering kali juga produk yang sebenarnya mirip dan berfungsi sama, tetapi hanya karena namanya berbeda seolah keguaannya pun beda. Misalnya, essence dan serum. Dokter Ningrum mengungkapkan, sebenarnya tidak ada batasan yang oasti tentang kedua produk tersebut.
"Itu sebetulnya yang bikin batasan produsen. Serum atau essence tingkat kekentalan, segala macem, itu masalah pelarut. Tapi zat aktifnya mau dikasih apa aja bisa. Jadi balik lagi sesuai kebutuhan," ujarnya.