Gak Real! Pakar Seks Minta Penikmat Film Porno Turunkan Ekspektasi Seksual Mereka

Rabu, 28 September 2022 | 22:37 WIB
Gak Real! Pakar Seks Minta Penikmat Film Porno Turunkan Ekspektasi Seksual Mereka
Ilustrasi nonton film porno. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beragam alasan dibuat untuk menormalisasi kebiasaan menonton film porno, salah satunya, sebagai sarana edukasi seks.

Padahal, seks di film dan dunia nyata merupakan hal yang berbeda. Setidaknya begitu kata pegiat isu kesehatan seksual Andrea Gunawan.

Ilustrasi seksual (Elements Envato)
Ilustrasi seksual (Elements Envato)

Kata Andrea, jangan coba-coba berekspektasi lebih saat melihat adegan di film porno untuk bisa dilakukan di dunia nyata.

"Perlu diingat semua yang porno, baik yang diproduksi oleh production house maupun sendiri, perlu diingat itu kan ada proses yang sudah diedit. Mereka perform, sengaja akting," kata Andrea ditemui di Lotte Shopping Avenue, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Dinikahi Ajun Perwira, Jennifer Jill Rajin Hubungan Seks Sampai Tak Keluar Kamar hingga Orgasme 10 Kali

Ia juga mengingatkan, tak perlu membandingkan diri sendiri dengan adegan atau bahkan bentuk fisik aktor, terutama film yang dibuat oleh rumah produksi ternama.

Sebab, para aktor biasanya sudah melewati training, perawatan, atau ada alat bantu seks agar bisa berhubungan seks terus menerus. 

Berhubungan seks di mobil. (Dok: Elements Envanto)
Berhubungan seks di mobil. (Dok: Elements Envanto)

"Kenapa kok laki-lakinya satu jam bisa keras terus misalnya, ya karena di baliknya ada viagra atau segala macam. Mereka memang ada trainingnya juga kalau menurut Zoya Amirin, dia seksolog Indonesia dan memang sudah trip ke Amerika ke salah satu production house di sana. Namanya juga aktor, mereka ada persiapannya segala macam," ungkapnya.

Para aktor porno itu juga biasanya telah melewati proses audisi. Setelah itu juga kemungkinan masih melewati perawatan. Sehingga fisik yang ditampilkan memiliki kesan 'sempurna'.

"Jadi kita enggak bisa membandingkan kok warna vulvanya cerah yang kita punya seperti ini. Padahal yang kita enggak lihat, itu memang normal, semua orang juga begitu."

Baca Juga: Pengidap HIV di Banjarbaru Bertambah Puluhan Orang Hingga September 2022, Mayoritas Kelompok Lelaki Seks Lelaki

"Cuma kebetulan yang nampang di internet telah dipilih dan mungkin kita nggak tahu mereka perawatannya apa, mungkin mereka sudah dilaser kan kita nggak tahu," tuturnya.

Bila pasangan gemar menonton film porno, menurut Andrea, jangan buru-buru mengatakan dia selingkuh. Lebih baik ajak nonton bersama dan diskusi tentang gaya hubungan seks yang mungkin bisa ditiru dari film.

"Kita harus berangkat dari keinginantahuan, kalau pasangan nonton itu ya kenapa dia tertarik, kenapa dia suka nonton. Jadi kita kayak ingin tahu juga."

"Bukan ingin tahu pornonya, tapi ingin tahu kenapa pasangan kita tertarik. Jadi mungkin apa yang bisa kita bantu juga, biar sama-sama hubungan seksual yang lebih wah meskipun sudah punya anak," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI