Harga Kimchi Meroket di Korea Selatan, Ternyata Hal Ini yang Jadi Penyebab Utamanya

Arendya Nariswari Suara.Com
Selasa, 27 September 2022 | 17:22 WIB
Harga Kimchi Meroket di Korea Selatan, Ternyata Hal Ini yang Jadi Penyebab Utamanya
Manfaat kimchi bagi kesehatan - Ilustrasi Kimchi (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rasanya sudah bukan rahasia lagi jika kimchi menjadi salah satu makanan khas Korea Selatan yang begitu populer.

Tak hanya warga lokal, kimchi sendiri juga memiliki banyak penggemar di berbagai negara termasuk Indonesia.

Bicara soal kimchi, ternyata warga Korea Selatan sedang dibingungkan dengan meroketnya biaya untuk bahan baku utama sajian tersebut yakni kubis.

Perubahan cuaca ekstrem seperti panas, banjir dan hujan ternyata membuat lahan menanam tanaman kubis musnah.

Baca Juga: Sinopsis Remember, Film Terbaru Aktor Nam Joo Hyuk!

Dihimpun dari laman Hitekno dan Russia Today, panen buruk inilah yang membuat bahan baku mengalami lonjakan harga.

Ilustrasi kimchi (pixabay)
Ilustrasi kimchi (pixabay)

Harga kubis yang digunakan untuk jenis kimchi yang paling umum telah meningkat lebih dari dua kali lipat dalam setahun terakhir dan telah melonjak 41% hanya dalam sebulan terakhir menjadi sekitar 3.300 won (35 ribuan rupiah) per kilogram, menurut data dari Korea Agro-Fisheries & Food Trade Corp yang dikelola negara.

Sementara itu, lobak pitih telah melonjak lebih banyak lagi dalam setahun terakhir, sebesar 146%, menjadi lebih dari 2.800 won (sekitar 30 ribuan rupiah).

Melambungnya harga yang terjadi pada orang Korea Selatan kian diperparah oleh inflasi yang tinggi.

Secara historis hal ini terjadi menjelang musim pembuatan kimchi pada bulan November, ketika keluarga biasanya memproduksi persediaan acar sayuran untuk dimakan selama bulan-bulan musim dingin.

Baca Juga: Curhatan Diana Putri! Baju Rancangannya Dipakai Personel Blackpink

"Setiap kali saya pergi berbelanja bahan makanan, saya melihat harga sayuran naik," kata penduduk Seoul Hong Seong-jin kepada Arirang News.

Dengan biaya pembuatan bahan pokok ikonik di rumah yang melonjak, konsumen semakin ingin membeli kimchi buatan pabrik.

Namun, pengiriman produk ke supermarket telah turun sekitar setengah dari tingkat normal, dan pasokan telah "benar-benar menghilang" dari toko online, YTN News melaporkan pekan lalu.

Pembuat kimchi utama, termasuk Daesang dan CheilJedang, telah menaikkan harga mereka sebesar 10-11%, dan lebih banyak kenaikan diharapkan. Banyak konsumen bercanda menyebut acar kubis sebagai "geumchi," menunjukkan bahwa harganya mencapai emas.

Restoran telah merespons dengan menjadi lebih pelit dengan kimchi, padahal secara historis makanan ini selalu masuk sebagai paket penjualan makanan dengan banyak dianggap sebagai lauk gratis.

Indeks harga konsumen Korea Selatan melonjak 5,7% dari tahun sebelumnya pada Agustus setelah naik 6,3%, tertinggi 24 tahun, pada Juli.

Harga pangan telah naik lebih banyak lagi, berjalan 8% lebih tinggi dari tahun sebelumnya selama dua bulan berturut-turut.

Harga untuk beberapa makanan populer naik dengan kecepatan yang jauh lebih cepat. Misalnya, harga ayam goreng melonjak 11,4% secara year pada Juli lalu.

Harga rata-rata gimbop, hidangan nasi populer yang digulung di atas kertas rumput laut, melonjak 11,5%, melebihi 3.000 won untuk pertama kalinya, menurut Korea Consumer Agency.

Gimbop dijual hanya dengan 1.000 won di beberapa restoran Seoul hanya beberapa tahun yang lalu. Semangkuk jajangmyeon, atau mie kacang hitam, sekarang harganya 6.300 won, rata-rata, naik 15,3% dari tahun ke tahun.

(Hitekno/Cesar Uji Tawakal)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI