Suara.com - Aktor Kriss Hatta mendadak jadi perbincangan setelah blakblakan mengaku berpacaran dengan gadis berusia 14 tahun dan masih duduk di bangku SMA. Tak main-main, keduanya memiliki perbedaan usia 20 tahun.
Lelaki berusia 34 tahun tersebut mengungkapkan secara detil mengenai hubungannya dengan gadis tersebut dalam sebuah wawancara. Dikutip dari tayangan YouTube Sambel Lalap, ia mengaku nyaman dengan sang pacar, namun sengaja tak mau mempublish-nya. Bahkan hubungan mereka telah direstui oleh ibu gadis tersebut.
"Anaknya baik, memang sengaja aku nggak publish, kata ibunya jangan dipublish. Biarkan dia mendapatkan popularitasnya dia dengan caranya sendiri, jangan lewat kami," ujarnya.
"Tapi nyaman kok sama anak usia beda 20 tahun ya, kayaknya lebih sabar ngadepin aku yang lebih dominan. Dari segi ngatur, dari segi ngasih taunya," tambah dia.
Baca Juga: Bakal Nikahi Pacar Beda Agama, Kriss Hatta Siap Ajukan Permohonan ke Pengadilan Negeri Surabaya
Tentu saja, pengakuan ini membuatnya mendapatkan banyak kritik dari warganet. Salah satunya di akun Twitter @AREAJULID yang mengunggah kabar tersebut hingga mendapatkan berbagai respon. Bahkan, tak sedikit yang menyebut Kris Hatta sebagai pedofilia.
"14 tahun??!! Masi minor ga si!!!! Emng bolehhhhh???," tanya @svvtxxxxxx.
"Edukasi sesungguhnya dgn cara menghantamkan batu tepat di kepalanya," tulis @cikixxxxxxx.
"Liat komen-komennya sedih, pada kurang edukasi. Pada nggak tau Pedofil ya? Kasian itu anak kecil jadi diajarin 'hal dewasa' sebelum waktunya. Mungkin karna si cowok nya cakep jadi ortu nya ngijinin," ungkap @fvkxxxx.
"Pedofil berkedok tidak mau pansos," ujar @balexxxxxxx.
Baca Juga: Kriss Hatta Kembali Jalani Hubungan Beda Agama, Tegas Tak Mau Masuk Islam Lagi
Lantas sebenarnya, apa itu pedofilia? Dikutip Hello Sehat, pedofilia adalah gangguan seksual yang berupa nafsu seksual terhadap remaja atau anak-anak di bawah usia 14 tahun. Orang yang mengidap pedofilia disebut pedofil. Seseorang bisa dianggap pedofil jika usianya minimal 16 tahun.
Pedofilia biasanya terdeteksi oleh diri sendiri setelah masa puber, saat orientasi seksual seseorang terfokus pada anak-anak, bukan orang dewasa. Ia tidak dapat menentukan orientasi seksual mereka dan kemudian merasa takut akan diri mereka sendiri.
Mereka juga sering mengalami diskriminasi sosial; sulit bagi mereka untuk terlibat dalam komunitas dan berhubungan dengan orang lain. Ini membuatnya tertarik pada anak-anak karena mereka tergolong masih polos dan tidak menghakimi seperti orang dewasa.