Suara.com - Tolong menolong adalah hal yang baik untuk dilakukan. Namun jika dorongan untuk membantu itu datang dengan konsekuensi merugikan kesejahteraan diri sendiri, bisa jadi orang itu mengidap yang namanya Super-Helper Syndrome.
Seperti dihimpun dari laman Metro, sindrom ini merupakan istilah yang diciptakan oleh psikolog Jess Baker dan Rod Vincent, untuk menggambarkan orang-orang yang memiliki dorongan untuk membantu orang lain sementara gagal memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Sindrom ini bisa diderita oleh seseorang, yang mungkin tidak menyadarinya. Maka dari itu, ada urgensi tertentu untuk mengetahui tanda dari Super-Helper Syndrome ini.
Untuk mengenali tanda dari sindrom ini dan memahami apa dampak buruknya, Anda bisa simak penjelasan di bawah ini.
Tanda Super-Helper Syndrome
Ada beberapa tanda-tanda yang paling jelas tampak pada orang dengan sindrom ini.
- Pertama, berusaha memberikan bantuan pada semua aspek kehidupan
- Sering membantu orang lain, namun tidak ada bantuan yang diterimanya secara sepadan
- Menempatkan kebutuhan orang lain di atas kepentingannya sendiri
- Orang dengan sindrom ini menjadi tujuan pertama untuk mencurahkan isi hati dari orang-orang disekitarnya saat mengalami kesulitan dalam hidup
- Merasa bersalah ketika tidak bisa memberikan bantuan pada orang lain yang membutuhkannya
- Sulit untuk menolak permintaan bantuan dari orang lain
- Memiliki perhatian yang tinggi pada orang lain, yang orang-orang yang dibantunya tidak tertarik untuk membantu menyelesaikan permasalahan orang tersebut
- Rentan terlibat drama dan terus memberi saran pada orang lain, dengan maksud memperbaiki masalah yang disebabkan orang lain tersebut
- Orang bisa dengan mudah untuk membuka rahasia atau hal pribadi saat pertama kali bertemu dengannya, karena merasa nyaman dan aman
Dampak Buruk yang Bisa Muncul dari Super-Helper Syndrome
Ketika sindrom ini terus dibiarkan dan tidak mendapatkan pertolongan tepat, maka dampaknya akan cukup buruk untuk penderita sindrom tersebut.
1. Kelelahan Fisik dan Mental
Baca Juga: 5 Cara yang Bisa Kamu Lakukan Saat Teman Sedang Alami Depresi
Upaya membantu orang lain yang terus menerus dan tidak berkesudahan akan membuat seseorang mengalami kelelahan yang luar biasa. Dari sisi fisik dan mental, orang tersebut akan memaksa dirinya untuk menyelesaikan permasalahan orang lain.
Perasaan lelah sepanjang waktu ini dirasakan dalam waktu lama, bahkan hingga pada keluhan fisik seperti otot tegang dan sakit kepala.
2. Eksploitasi dari Orang Sekitar
Efek buruk selanjutnya adalah risiko eksploitasi oleh orang disekitarnya. Eksploitasi ini sangat berdampak untuk kondisi mental jika benar-benar tidak kuat. Terus menerus merasa dimanfaatkan bisa membuat hubungan pertemanan atau asmara menjadi tidak sehat.
Perlahan akan muncul rasa ketergantungan yang justru membuat beban seseorang dengan sindrom ini terus bertambah.
3. Munculnya Rasa Benci
Perlahan tapi pasti, akan muncul rasa benci di dalam diri seseorang. Hal ini akan berbalik menyerang diri sendiri, karena keinginan menolong terus menerus dan ada kecenderungan penolakan ketika akan diberikan pertolongan atau imbalan.
4. Kritik pada DIri Sendiri
Terakhir adalah terkait dengan kebiasaan mengkritik dan mendiskreditkan diri sendiri. Hal ini bisa muncul ketika bantuan yang diberikan ternyata tidak menghasilkan output seperti harapan. Seorang kemudian akan mengkritik dirinya sendiri terkait kemampuannya memberikan bantuan.
Sedikit penjelasan di atas semoga menjadi penjelasan yang mudah dipahami terkait Super-Helper Syndrome. Konsultasikan dengan ahli kesehatan mental kepercayaan Anda, dan segera temukan solusinya!
Kontributor : I Made Rendika Ardian