Suara.com - Kuliner Indonesia banyak yang memiliki cita rasa pedas. Rendang salah satunya yang menjadi masakan pedas khas Indonesia yang sudah dikenal dunia.
Kuliner Indonesia juga lengkap dengan aneka sambal dengan tingkat pedas bervariasi. Meski makanan pedas tak asing bagi lidah orang Indonesia, ternyata masih ada sambal yang lebih pedas lagi.
Ahli kuliner William Wongso bahkan menyebut kalau sambal tersebut menjadi yang terpedas di dunia.
"Sambal terpedas di dunia itu gak di Indonesia, tapi di Amerika, di Australia, itu sampai 3 juta scoville (ukuran kepedasan cabai)," ungkap William dikutip dari unggahan video Raditya Dika pada kanal YouTube-nya, Minggu (25/9/2022).
Baca Juga: Berlangsung Hari Ini dan Esok, Kejuaraan Off-Road Palembang Janjikan Trek Estrem
Sambal dengan cabai 3 juta scoville itu bahkan bisa langsung terasa pedas meski hanya mencobanya sedikit.
"Kalau nyoba sambel pedes itu cuma dicocol pakai tusuk gigi aja sudah meledak, sepedas itu memang," imbuhnya.
Untuk itu, William merasa seharusnya bukan lagi alasan untuk ragu membuka restoran masakan Indonesia di luar negeri karena khawatir tidak cocok dengan lidah masyarakat di sana.
Menurut William, pengusaha kuliner Indonesia masih banyak yang tidak percaya diri untuk menjajakan makanan khas nusantara secara global. Itu sebabnya jumlah restoran Indonesia di luar negeri masih sangat sedikit.
"Gak pede, kita nggak yakin kalau orang non Indonesia itu doyan. Dan selalu mengatakan 'makanan kita pedes ,mereka nggak suka'," ujarnya.
William menyebutkan kalau jumlah restoran Indonesia di luar negeri bahkan kalah jauh dari Thailand dan Jepang.
"Kalau di seluruh dunia sekitar 1.400 sampai 1.500 restoran Indonesia, dibanding Thailand itu sudah di atas 26 ribu, Jepang 100 ribu, mereka nge-push itu karena ekspor bahan bakunya," ungkapnya.
Saat sedang lakukan kunjungan ke luar negeri untuk diplomasi gastronomi, William bercerita kalau dirinya sering memberikan rendang kepada orang asing dan mereka menyukai kuliner tersebut. Tetapi, saat ditanya tentang lokasi restoran Indonesia, William juga sering kali tidak bisa menjawab itu.
"Tergantung tempatnya juga, kalau di Belanda saya bisa tunjuk. Memang kekurangan sekali (restoran) Indonesia," katanya.
Faktor lainnya juga terkait dengan ekspor bahan baku. Ia menjelaskan bahwa kebanyakan restoran luar negeri yang ada di Indonesia menggunakan bahan baku asli dari negara mereka. Tujuannya untuk menyajikan cita rasa otentik pada tiap masakan.
Hal itu yang belum dilakukan Indonesia. Sehingga restoran Indonesia di luar negeri juga masih terkendala untuk bisa mendapatkan bahan baku.