Perjuangan Penurunan Angka Perkawinan Anak di Cianjur: Dari Sekolah, Siswa, Guru dan Orangtua

Sabtu, 24 September 2022 | 04:05 WIB
Perjuangan Penurunan Angka Perkawinan Anak di Cianjur: Dari Sekolah, Siswa, Guru dan Orangtua
Tekan angka perkawinan anak, Pocter & Gamble (P&G) dan Save the Children menjalankan program 'We See Equal' di SMPN 1 Cibeber, Cianjur, Jawa Barat. (Dok. Save The Children)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Menanggapi ini, Presiden Direktur P&G Indonesia, Saranathan Ramaswamy percaya bahwa anak tumbuh dengan mencontoh orangtua atau orang dewasa di sekitarnya. Sehingga apabila keluarga siap mendidik anak dengan pikiran matang, maka bakat dan kemampuan terbaik anak akan berkembang lebih pesat dari yang dibayangkan.

"Dalam acara #BerpihakPadaAnak hari ini, kami melibatkan karyawan sebagai relawan untuk berinteraksi langsung dengan para siswa, orangtua, dan pihak sekolah guna upaya melawan perkawinan anak dan kekerasan pada anak," ujar Saranathan.

Plt. CEO Save the Children Indonesia, Dessy Kurwiany Ukar mengatakan alasan sekolah jadi fokus utama, karena dari sekolah bisa melibatkan berbagai pihak yang terhubung dengan anak.

"Guru kan punya peran penting edukasi muridnya, orangtua juga bagaimana mengasuh anak di luar sekolah, dan nantinya lingkungan di sekitar anak juga harapannya bisa kita gandeng juga," ungkap Dessy.

Selain itu edukasi dan kampanye kesetaraan gender dan mencegah kekerasan pada anak, juga jadi fokus rangkaian program We See Equal P&G bersama Save the Children sejak 2018 hingga 2020.

Hasilnya kerjasama ini berhasil melahirkan prosedur standar atau SOP pencegahan dan penanggulangan kekerasan di 40 sekolah, serta mendorong Dinas Pendidikan agar SOP itu diterapkan di seluruh SMP Kabupaten Cianjur.

Adapun harapan dan output kegiatan ini, bisa menurunkan prevalensi angka perkawinan anak, kekerasan terhadap anak, dan kesetaraan gender sehingga baik anak lelaki dan perempuan punya kesempatan pendidikan yang setara.

Kabar baiknya, hasil ini sudah mulai terlihat menurut keterangan Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cianjur, Helmi Halimudin, bahwa kesadaran melaporkan kesadaran anak cukup tinggi, khususnya setelah adanya Modul CHOICES.

"Pemerintah dari berbagai level harus menanggapi ini dengan serius, bahu membahu untuk membuat aturan baku yang mengatur mekanisme kasus kekerasan anak," kata Helmi.

Baca Juga: Koalisi Stop Perkawinan Anak Sulsel Bentuk Tim Kerja untuk Kasus Pernikahan Anak di Kabupaten Wajo

Terakhir, Wakil Kepala Sekolah SMPN 1 Cibeber, Eva Silvia Windari mengaku merasakan dampak baik setelah mendapat SOP dan hotline perlindungan anak dari kekerasan di sekolah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI