Rehat Sejenak dan Meninggalkan Aktivitas, Ini Arti Healing dan Tanda Orang yang Membutuhkannya

Rabu, 21 September 2022 | 18:55 WIB
Rehat Sejenak dan Meninggalkan Aktivitas, Ini Arti Healing dan Tanda Orang yang Membutuhkannya
Ilustrasi arti healing.[Unsplash/Mohamed Nohassi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Arti healing belakangan ini kerap disamakan dengan liburan. Istilah ini banyak digunakan untuk mereka yang sedang merasa suntuk dan bosan dengan aktivitas hariannya.

Padahal arti healing adalah penyembuhan, seperti dikutip kamus besar bahasa Inggris terjemahan Indonesia. Sementara menurut Cambridge Dictionary, dalam konteks emosi, healing adalah proses menghadapi situasi sulit atau emosi yang menyakitkan agar berakhir atau membaik.

Karena itulah, arti healing memiliki banyak makna. Bahkan, healing juga bisa digunakan sebagai istilah bagi seseorang yang memiliki luka fisik dan sedang dalam proses pemulihan dan kesembuhan.

ilustrasi healing (Gambar unsplash.com)
ilustrasi arti healing (Gambar unsplash.com)

Lantas, orang-orang seperti apa yang membutuhkan healing? Dilansir Very Well Mind, semua orang akan membutuhkan healing secarab emosional di beberapa titik selama hidup, karena memiliki tantangan dan emosi sulit yang perlu diproses.

Baca Juga: 3 Rekomendasi Tempat Healing di Lampung, Pas Buat Rehat Sejenak

Beberapa stresor kehidupan yang umum yang memungkinkan seseorang membutuhkan healing ialah:

  1. Kehilangan orang yang dicintai
  2. Perceraian
  3. Putus cinta
  4. Kehilangan pekerjaan
  5. Pelecehan (termasuk emosional, fisik, dan seksual)
  6. Penyakit

Di luar peristiwa tertentu, kamu yang juga merasakan kemarahan, kesedihan, atau kecemasan yang meningkat, berkepanjangan, dan tampaknya tak tergoyahkan hingga ha; tersebut terasa seperti mengambil alih hidupmu, juga membutuhkan healing.

Alasannya, karena perasaan ini dapat menyebabkan gangguan fungsional dalam kehidupan sehari-hari. Tidak peduli apa pemicu emosimu yang sulit, healing dimungkinkan dalam semua skenario ini.

Bukan cuma libur, kamu juga bisa melakukan healing dengan beberapa latihan berikut, seperti dilansir Berkeley Wellbeing.

1. Rasa Welas Asih Pada Diri Sendiri

Baca Juga: 5 Cara Sederhana Hilangkan Stres, Tak Perlu Keluar Uang

Seringkali, kita lebih keras pada diri kita sendiri daripada pada orang lain. Kita bahkan mungkin marah pada diri sendiri karena sakit atau tidak mampu mengatasi rasa sakit atau penolakan masa lalu. Tetapi dengan menjadi ekstra keras pada diri kita sendiri, kita tidak berbuat baik untuk diri kita sendiri. Sebaliknya, kita hanya mempersulit tubuh dan pikiran kita untuk sembuh.

Itulah mengapa welas asih dapat menjadi alat yang hebat untuk healing.
Kita mungkin bisa mulai dengan menulis surat untuk diri sendiri—surat di mana kita mengatakan hal-hal baik kepada diri kita sendiri dan menulis tentang bagaimana kita akan mendukung diri kita untuk maju.

2. Tidur Lebih Banyak

Tahukah Anda bahwa kita melakukan banyak penyembuhan saat kita tidur? Itu benar—kurang tidur dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga lebih sulit bagi tubuh untuk menyembuhkan dirinya sendiri.

Kurang tidur juga dapat berkontribusi pada tingkat hormon stres yang lebih tinggi seperti norepinefrin dan epinefrin. Hormon-hormon ini dapat membuat kita merasa lebih cemas dan kelelahan. Itu membuat tidur sangat penting untuk penyembuhan diri.

3. Bernapas Lebih Dalam

Jika kita telah berjuang dengan stres, trauma, atau masalah kesehatan fisik, sistem simpatik kita, "melawan" kemungkinan telah diaktifkan untuk sementara waktu. Untuk menenangkan respons simpatik kita, kita perlu mengaktifkan sistem saraf parasimpatis, yang sebagian besar bertanggung jawab untuk menenangkan respons melawan atau lari kita dan membantu kita kembali ke keadaan kurang stres.

Salah satu cara termudah untuk mengaktifkan sistem saraf parasimpatis adalah dengan pernapasan terkontrol dan dalam. Misalnya, pernapasan SKY—teknik yang melibatkan siklus pernapasan lambat (2-4 napas per menit) lalu cepat (30 napas per menit), lalu tiga “Om” panjang, atau napas panjang yang bergetar—telah terbukti menurunkan kecemasan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI