Mengenal Apa Itu Quiet Firing, Kultur Toksik di Dunia Kerja Mirip Quiet Quitting

Senin, 19 September 2022 | 12:15 WIB
Mengenal Apa Itu Quiet Firing, Kultur Toksik di Dunia Kerja Mirip Quiet Quitting
Ilustrasi reaksi karyawan dipecat (Unsplash/Ahmad Gunnaivi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Fenomena quiet quitting dan quiet firing kini menjadi sebuah tren atau kultur baru di kantor. Keduanya sering disandingkan satu sama lain karena sama-sama menjadi perilaku toksik yang melanda dunia perkantoran.

Baik quiet quitting maupun quiet firing juga menunjukkan bahwa iklim di perkantoran menunjukkan kondisi yang tidak sehat sehingga membuat para pekerja timbul keinginan untuk resign atau cabut.

Namun, terdapat perbedaan mendasar antara quiet quitting dengan quiet firing.

Lantas apa itu quiet firing dan perbedaannya dengan quiet quitting? Berikut penjelasan selengkapnya.

Baca Juga: Wajib Tahu, Ini 3 Cara Efektif Kelola Talenta Gen Z di Dunia Kerja

Definisi quiet firing 

Mengutip penjelasan pakar HR Bonnie Dilber via jejaring LinkedIn Quiet firing merujuk pada istilah yang menjelaskan kondisi seorang pekerja diam-diam dipecat oleh atasannya. Quiet firing juga dapat terjadi ketika seorang atasan secara halus membuat pekerjanya resign alias mengundurkan diri.

Saat terjadi quiet firing, maka seorang atasan akan membuat pekerjanya ingin mengundurkan diri dan melepas pekerjaannya. 

Bonnie menjelasakan bahwa salah satu trik sang atasan secara halus memecat pekerjanya adalah dengan membuat si pekerja tersebut merasa tak kompeten untuk melakukan tugasnya. Selain itu, si pekerja dibuat merasa terisolir dari pekerjaan kantor sehingga merasa tak ingin lagi melanjutkan bekerja di kantor tersebut.

Sontak, pekerja tersebut akhirnya memutuskan untuk hengkang dari kantor lantaran merasa tak mendapat bagian saat hadir bekerja.

Baca Juga: Mengenal Quiet Quitting, Istilah di Dunia Kerja yang Ramai Dibicarakan

Bonnie lebih lanjut menjelaskan bahwa fenomena ini telah menjadi tren toksik di kalangan pekerja kantoran. Sebab, fenomena quiet quitting merupakan tanda manajemen buruk yang tak mampu mengkomunikasikan kinerja seorang pekerja secara gamblang dan empat mata.

Perbedaan quiet firing vs quiet quitting: Tampak dari tanda-tandanya

Quiet quitting dilakukan saat pekerja ingin melepaskan pekerjaannya secara halus. Sebaliknya, quiet firing dilakukan oleh atasan untuk memecat pekerjanya tanpa harus terang-terangan memberi informasi pemecatan.

Tanda-tanda seseorang mengalami quiet firing juga menjadi perbedaan mendasar saat disandingkan dengan quiet quitting. Berikut penjelasan Bonnie tentang tanda seorang mendapatkan perlakuan quiet firing dari atasan:

  1. Atasan tidak memberikan informasi kenaikan pangkat dan gaji,
  2. Atasan menghindar dari obrolan kerja dengan karyawannya,
  3. Karyawan diberikan ruang gerak yang sempit alias tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan karier,
  4. Adanya perlakuan berbeda oleh atasan dibandingkan dengan karyawan lain.

Bonnie memberikan beberapa saran jika seorang karyawan mengalami perilaku toksik tersebut dari atasannya. Pertama, seorang karyawan harus mengkomunikasikan secara empat mata dan berdiskusi tentang pengalamannya diperlakukan demikian.

Selain itu, seorang karyawan dapat membuat jurnal atau penilaian terhadap berisi keluhan diperlakukan demikian yang diserahkan kepada atasan sebagai evaluasi.

Kontributor : Armand Ilham

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI